Surabaya (prapanca.id) – Dalam banyak diskusi, peran pendidikan jurnalistik secara formal dinilai sangat dibutuhkan. Bahkan menurut Riesta Ayu Oktarina, Dosen Stikosa AWS, peran pendidikan jurnalistik diperlukan dan makin relevan dalam konteks saat ini.
“Ada beberapa alasan mengapa pendidikan jurnalistik masih sangat penting. Khususnya di masa sekarang, dimana publik butuh berita berkualitas,” ungkapnya.
Pendidikan jurnalistik, kata dia, memberikan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar jurnalistik, seperti akurasi, keseimbangan, dan etika. Ini penting untuk memastikan bahwa berita yang disampaikan kepada publik tidak hanya menarik tetapi juga benar dan dapat dipercaya.
“Harus diingat pula, jurnalistik melibatkan berbagai keterampilan praktis, seperti penulisan, penelitian, wawancara, dan penyuntingan. Pendidikan dalam bidang ini membantu calon jurnalis mengasah keterampilan tersebut secara profesional,” terangnya.
Lebih jauh, Riesta juga menegaskan bahwa kemampuan berjurnalistik di masa sekarang perlu dibarengi dengan kemampuan adaptasi teknologi.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, kata Riesta, jurnalis perlu tahu bagaimana menggunakan alat-alat baru ini dengan efektif dan etis. Pendidikan jurnalistik sering kali mencakup pelatihan dalam penggunaan teknologi terbaru serta pemahaman tentang dampaknya terhadap industri berita.
“Lewat pendidikan jurnalistik yang baik, calon wartawan akan memahami standar etika dan akuntabilitas. Karena dalam perjalanan profesinya, jurnalis kerap berhadapan dengan dilema etika dan tantangan dalam hal akuntabilitas. Pendidikan jurnalistik mengajarkan cara menghadapi situasi tersebut dengan cara yang profesional dan bertanggung jawab,” terangnya.
Krisis Informasi dan Disinformasi
Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Dosen dengan fokus Media Digital Komunikasi di Stikosa AWS ini kemudian mengingatkan, dalam era informasi saat ini, disinformasi dan berita palsu menjadi isu besar.
“Pendidikan jurnalistik membantu jurnalis belajar cara membedakan informasi yang benar dari yang salah dan bagaimana melawan penyebaran berita palsu,” kata Riesta.
Jurnalisme, imbuhnya, memiliki peran penting dalam demokrasi, yaitu sebagai pengawas dan penyampai informasi yang kritis. Pendidikan dalam bidang ini mendukung pemahaman tentang bagaimana jurnalis dapat berkontribusi pada masyarakat dan memperkuat fungsi sosial media.
Sejauh pengamatannya, kata Riesta, ada perbedaan signifikan antara mereka yang berprofesi sebagai jurnalis dengan latar belakang pendidikan formal dan yang tidak.
“Semacam dokter. Rasanya mutlak perlu mendalami pendidikan formal yang selaras dengan dunia kedokteran. Begitu juga jurnalis,” ingat Riesta. “Dan kuliah di Stikosa AWS sebagai awal mewujudkan impian jadi jurnalis andal adalah langkah yang tepat,” tegasnya.
“Secara keseluruhan, pendidikan jurnalistik membekali individu dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam industri media yang terus berubah dan memastikan bahwa berita yang disajikan tetap berkualitas dan berintegritas,” tutup Riesta sambil tersenyum. (sas)