Surabaya (prapanca.id) – Rangkaian acara seni budaya yang bertajuk ‘Ele Pale’, dengan tema ‘Bersatu dalam Keberagaman’ berlanjut dengan workshop lukis kaligrafi China dan penampilan tari Geleng Ro’om. Acara seni budaya sebagai penyejuk suhu politik ini dihelat di Surabaya Suites Hotel, Plaza Boulevard, Jalan Pemuda 37, Surabaya, Minggu (28/1).
Workshop kaligrafi China, yang diselenggarakan di Kartini Room, Surabaya Suites Hotel, menghadirkan Hari Yong Condro, seniman lukis Surabaya, sebagai pembimbing. Peserta workshop, yang terdiri dari seniman dan warga kota, diajarkan teknik dasar melukis kaligrafi China. Mereka diberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan mereka dengan menyediakan kertas, tinta, dan kuas.
“Hari Yong Condro memandu peserta dengan penuh antusias, memberikan wawasan tentang teknik dasar melukis kaligrafi China. Ini adalah kesempatan berharga bagi seniman dan masyarakat Surabaya untuk memperkaya pengetahuan seni mereka,” ungkap Dita, salah satu peserta workshop.
Acara seni budaya Minggu sore itu juga dimeriahkan dengan penampilan tari khas Madura, ‘Geleng Ro’om’. Tarian ini secara harfiah mengartikan Gelang Harum, diadaptasi dari dua tarian tradisional Pamekasan, yaitu tari topeng Getak dan tari Rondhing.
Robert Xu, atau yang akrab dipanggil Bambang Sudjianto, salah satu panitia acara, menjelaskan makna mendalam di balik tarian Geleng Ro’om. “Tarian ini menceritakan tentang perempuan Madura yang gemar mengenakan gelang. Jumlah gelang yang dikenakan mencerminkan kelas sosial seseorang, dan gelang itu memiliki filosofi sebagai pemacu semangat bekerja hingga merantau,” ujar Bambang Sudjianto.
Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga membawa pesan budaya Madura, di mana penggunaan gelang kaki atau Binggel menjadi simbol keterikatan dan kepatuhan terhadap norma adat di Madura. Acara ditutup dengan penari Madura menjadi objek lukisan oleh sejumlah seniman, mengukuhkan pesan keberagaman dan kekayaan budaya yang diusung rangkaian acara ‘Ele Pale’.
Rangkaian acara ‘Ele Pale’, ‘Bersatu dalam Keberagaman’, telah digelar sejak tanggal 14 Januari 2024 dan ditutup pada 4 Februari 2024. Bambang Sudjianto berharap, acara ini mampu memberikan kontribusi positif dalam merayakan dan melestarikan keberagaman seni budaya Indonesia, sambil memperkaya wawasan seniman dan masyarakat Surabaya.(mi)