Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19 menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Untuk mengantisipasi peningkatan mobilitas masyarakat, Pemkot Surabaya mendorong agar masyarakat tetap konsisten menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta memastikan riwayat vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyampaikan bahwa Surabaya telah konsisten dalam melakukan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap COVID-19. “Puskesmas se-Surabaya aktif melakukan pemeriksaan PCR, dan Pemkot Surabaya terus melaksanakan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) serta memberikan layanan vaksinasi dengan memastikan logistik vaksinasi di Puskesmas terpenuhi,” ujar Nanik pada Rabu (13/12/2023).
Dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru, Nanik mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan vaksinasi di seluruh Puskesmas Kota Surabaya. “Kami berharap masyarakat dapat mengakses layanan vaksin bagi yang belum lengkap riwayat vaksinasinya,” tambahnya.
Sementara itu, sasaran penerima vaksin hingga 2023 jauh dari harapan. Berdasarkan data vaksinasi yang dilaporkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penerima vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau booster kedua per 20 Mei 2023 tercatat 3.174.811 orang. Angka ini masih jauh dari target vaksinasi Covid-19 sebanyak 234.666.020 orang atau setara 1,75 persen dari total sasaran.
Seiring waktu kewaspadaan masyarakat terhadap infeksi Covid-19 menurun. Ujungnya, kesadaran masyarakat melakukan vaksinasi Covid-19 semakin berkurang. Ini bisa dilihat dari capaian angka vaksinasi Covid-19 yang anjlok. Rilis Kemenkes mencatat capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama sebesar 68.827.610 orang atau setara 37,91 persen.
Nanik menekankan pentingnya vaksinasi booster kedua yang dapat diakses di Puskesmas. Tindakan ini diambil untuk memberikan tambahan proteksi kepada masyarakat. Lonjakan kasus di Singapura, misalnya, menjadi alasan Pemkot Surabaya mendorong kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama dalam situasi kerumunan.
Meskipun kasus harian di Surabaya mencapai rata-rata 10-12 kasus dalam satu minggu terakhir, sebagian besar bergejala ringan dengan proses penyembuhan rawat jalan. Nanik mengungkapkan bahwa pasien terpapar sudah mendapatkan vaksin primer, dan untuk rawat inap masih terkendali. Namun, Pemkot Surabaya tetap siaga dan waspada dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin.
Nanik menyoroti gejala umum COVID-19 seperti batuk, pilek, nyeri telan, demam, dan nyeri otot yang masih dialami oleh pasien. Meskipun rata-rata herd immunity masyarakat sudah terbentuk lebih dari 70 persen, Nanik tetap mengingatkan masyarakat, khususnya pelaku perjalanan luar negeri, untuk tidak lengah terhadap risiko penularan COVID-19.
“Gejala yang mengarah pada COVID-19 sebaiknya segera dilaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan PCR. Kami siap untuk melakukan pemeriksaan tersebut,” tandas Nanik, mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi risiko penularan COVID-19.(mi)