Surabaya (prapanca.id) – Gempa bumi yang dampaknya terasa hingga di Surabaya pada bulan Maret dan April 2024 lalu menjadi inspirasi tema Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sekelompok mahasiswa Stikosa AWS.
Dengan mengangkat tema mitigasi bencana bagi sekolah melalui modul pendidikan aman bencana, sekelompok mahasiswa tersebut melakukan KKL selama 5 hari di SLB Harapan Bunda, Jl Wonoayu 159 Rungkut, Surabaya.
Hari terakhir masa KKL tersebut ditutup dengan pelatihan mitigasi bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Kamis 20 Juni 2024. Hadir dalam acara penutupan tersebut, Ketua Yayasan SLB Harapan Bunda, Jenny Widjaja, dan Dosen Pembimbing KKL dari Stikosa AWS, Joa Ibas.
Menurut Lucky Cahyo Kurniawan, ketua kelompok KKL, antisipasi menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi, memerlukan penyuluhan dengan pemahaman yang mudah. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, Lucky dan kelompoknya tergerak untuk melakukan penyuluhan melalui modul pendidikan aman bencana dengan menggunakan konten video.
Selama 5 hari, ia dan kelompoknya memberikan pelatihan dan supervisi produksi konten video kepada para guru dan pendamping anak berkebutuhan khusus, yang merupakan garda terdepan dalam penyelamatan para siswa.. SLB Harapan Bunda ini dipilih sebagai obyek KKL karena menampung anak-anak berkebutuhan khusus.
Jenny Widjaja, Ketua Yayasan SLB Harapan Bunda, sangat menyambut baik kehadiran para mahasiswa Stikosa AWS tersebut dan sangat terbantu dalam pemahaman produksi konten video untuk para guru dan pendamping siswa. Ia juga terlibat aktif dalam pelatihan mitigasi bencana yang dipandu oleh Anang Kustyawan dari BPBD Kota Surabaya
Dalam sesi penutupan masa KKL tersebut, Anang Kustyawan memberikan penyuluhan dan tips yang menarik bagaimana cara aman menghadapi gempa bumi. Menurut Anang, durasi gempa maksimal adalah 25 detik. Maka pada saat terjadi gempa, yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan mencari pelindung. Antara lain untuk melindungi tubuh dari reruntuhan atap gedung.
“Guncangan gempa itu tidak membunuh atau mengancam keselamatan jiwa. Namun yang membunuh adalah dampak gempa akibat reruntuhan gedung serta bergesernya tanah” ujarnya.
Menurut Anang, walaupun masuk dalam kategori zona Sedang, namun kota Surabaya ternyata juga menyimpan potensi gempa dengan kekuatan besar, yakni gempa darat zona megathrust yang bisa memicu gempa sampai 6,5 magnitudo.
Surabaya juga dilewati dua sesar atau patahan bumi, yaitu di sesar Waru dan sesar Surabaya. Oleh karena itu kesiapsiagaan menghadapi bencana dan pemahaman pra-bencana perlu terus dilakukan, baik melalui penyuluhan dan pelatihan mitigasi bencana, ujar Kordinator Wilayah Timur BPBD Surabaya ini.
Menurut Satria Wicaksana, Kepala Sekolah SLB Harapan Bunda, saat ini jumlah guru dan pendamping siswa sebanyak 17 orang. Mereka memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus dengan ganggauan intelektual dan perilaku. Sekolah ini telah melakukan budaya Zero Sampah yang diaplikasikan pada semua warga sekolah. Dengan beberapa prestasi yang diraih, sekolah ini sudah mendapatkan ISO 9001 : 2015 sejak tahun 2022.
Sedangkan kelompok mahasiswa Stikosa AWS yang terlibat pada KKL di SLB Harapan Bunda adalah : Lucky Cahyo Kurniawan, Mistika Ayu Wulandari, Muhammad Zakaria, Subiyantoro, Putra Yudha dan Maghieswara Bayu. (sas)