Surabaya (prapanca.id) – Menjalankan hak sebagai warga negara untuk terlibat secara langsung dalam Pemilu 2024 sudah selesai. Selanjutnya, kata Jokhanan Kristiyono, Ketua Stikosa AWS, adalah berharap agar nantinya muncul pemimpin yang mampu membawa Indonesia menuju kebaikan bersama.
“Soal memilih Si A, B, atau C, sepenuhnya jadi hak personal. Begitu juga ketika bicara harapan, bahwa dari Pemilu ini akan muncul pemimpin yang mampu menjawab sebanyak mungkin persoalan negara,” lanjutnya.
Seperti warga negara lain, orang nomor satu di kampus komunikasi tertua di Indonesia Timur ini juga mengikuti pemilihan langsung di TPS 46 di Surabaya Timur.
Pada prapanca.id, ia pun menyampaikan sejumlah harapannya. “Dari Pemilu ini, kita tentu berharap agar muncul keterwakilan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap kelompok dan wilayah diharapkan memiliki perwakilan yang proporsional, sehingga kepentingan semua warga negara dapat diakomodasi,” katanya.
Ia pun berharap, sepanjang masa penghitungan suara, ada mekanisme yang mendukung proses pemilihan yang transparan.
“Keterbukaan ini penting untuk memastikan integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap hasil Pemilu,” tegasnya.
Ia pun mengatakan, pemilu tahun ini mampu menunjukkan tingginya partisipasi pemilih dalam Pemilu. Semakin banyak warga yang aktif menggunakan hak pilihnya, semakin kuat dasar demokrasi dan representasi masyarakat.
“Terwujudnya proses pemilihan yang bebas dan adil, tanpa tekanan atau intervensi yang dapat mempengaruhi keputusan pemilih. Keadilan ini mencakup hak setiap warga negara untuk menyuarakan pendapatnya secara bebas,” kata Jokhanan.
Setelah tahap-tahap ini, pada gilirannya akan muncul pemimpin-pemimpin yang sah.
“Saya pribadi juga sangat berharap, hasil Pemilu nantinya akan sejalan dengan nilai-nilai demokrasi, seperti hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, dan keadilan sosial. Hasil yang mencerminkan nilai-nilai demokratis akan mendukung pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan,” terang Jokhanan.
Bagaimana dengan dinamika politik sebelum pelaksanaan Pemilu hari ini? Jokhanan mengatakan, baik proses maupun hasil pemilu sangat sulit memenuhi jawaban semua orang.
“Data KPU, Daftar Pemilih Tetap atau DPT sebanyak 204.807.222. Tiap orang punya pilihan, punya harapan. Bisa jadi ada perbedaan. Dan dalam demokrasi, ini hal biasa,” kata Jokhanan.
Jika terbukti ada pelanggaran, ia sangat berharap agar mekanisme hukum bisa menyelesaikan persoalan ini. Dengan catatan, kata dia, tanpa intervensi politik.
“Kita sangat berharap agar setelah ini kita bisa kembali bekerja, kuliah, sekolah, belakar, mencaro nafkah dengan tenang. Kita bicara tentang toleransi dan keharmonisan yang melekat kuat di masyarakat pasca-Pemilu,” tandasnya.
“Kemenangan atau kekalahan diharapkan tidak menghasilkan ketegangan dan konflik yang merugikan kedamaian,” tutupnya. (hdl)