Bandung (prapanca.id) – Bio Farma, perusahaan farmasi terkemuka Indonesia, menerima kunjungan bersama dari perwakilan World Health Organization (WHO), Medicine Patent Pool (MPP), dan Coalition Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) mulai 29 November hingga 1 Desember 2023. Delegasi tersebut, yang mewakili WHO dari Jenewa, SEARO, dan Kantor Perwakilan Indonesia, mengunjungi kampus Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.
Pertemuan tersebut secara khusus membahas implementasi Program Alih Teknologi mRNA serta potensi peran Bio Farma dalam memajukan pemerataan akses vaksin ke wilayah Global South dalam menghadapi wabah dan pandemi.
Dalam sambutannya, Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma, menyampaikan terima kasih atas kunjungan delegasi dari MPP, CEPI, dan WHO. “Bio Farma merasa terhormat atas kunjungan delegasi dari MPP, CEPI, dan WHO. Kami berharap pengalaman kami dalam pembuatan vaksin dapat berkontribusi pada upaya bersama ini untuk menyediakan akses terhadap vaksin di Wilayah Selatan Global,” ujar Shadiq.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan Bio Farma dalam mengimplementasikan teknologi pembuatan mRNA dan berbagi strategi pengembangan vaksin, terutama yang ditargetkan untuk penyakit endemis di kawasan ASEAN. Selama kunjungan, kegiatan dan fasilitas yang didukung oleh kemitraan CEPI – Bio Farma juga menjadi fokus diskusi dalam pertemuan bilateral.
Sebagai produsen vaksin yang telah mapan, Bio Farma telah memenuhi persyaratan prakualifikasi WHO untuk sebagian besar produknya. Kolaborasi ini diharapkan akan memperkuat peran Bio Farma dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi dengan memastikan ketersediaan vaksin ke negara-negara di belahan bumi selatan, terutama saat terjadi pandemi, yang pada gilirannya akan mendorong pemerataan vaksin di wilayah tersebut.
Dr. Matthew Downham, Direktur Manufaktur dan Jaringan Rantai Pasokan di CEPI, menyatakan kebanggaannya atas kontribusi CEPI dalam perluasan fasilitas manufaktur Bio Farma. “Kapasitas produksi mRNA yang sedang dibangun di Bio Farma akan membantu memastikan akses yang cepat dan adil terhadap vaksin wabah untuk negara-negara di seluruh Wilayah Selatan Global,” ujar Dr. Matthew.
Claudia Nannei, Manajer dan Pemimpin Kebijakan dan Keterlibatan Mitra dari program transfer teknologi mRNA di WHO, juga mengungkapkan apresiasinya terhadap kolaborasi jangka panjang dengan Bio Farma. “Kami senang dapat bekerja sama dengan Bio Farma untuk memastikan keberhasilan implementasi platform teknologi ini sebagai salah satu tambahan teknologi yang dapat berkontribusi pada respons terhadap pandemi berikutnya di Indonesia dan dunia.”
Julien Bon, Manajer Proyek di Medicines Patent Pool, menyoroti tingkat pengetahuan ilmiah dan pengalaman luas Bio Farma dalam pengembangan vaksin. “MPP sangat terkesan dengan tingkat pengetahuan ilmiah Bio Farma yang tinggi dan pengalamannya yang luas dalam pengembangan dan pembuatan vaksin. Hal ini akan sangat penting dalam membuka jalan bagi keberhasilan implementasi platform pembuatan vaksin mRNA di Indonesia,” kata Julien Bon.(mi)