Surabaya (prapanca.id) – Tidak sedikit bangunan kuno warisan sejarah di Surabaya menjadi wisata heritage yang menarik untuk dikunjungi. Satu lagi, Rumah Pompa/ Tandon Air Wonokitri PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Surya Sembada di Jalan Pakis Tirtosasi No. 84-A Surabaya, juga dijadikan wisata heritage.
Potret Tandon Air Wonokitri, terbungkus dalam bingkai pameran foto lawas, yang digelar PDAM Surya Sembada, di halaman Rumah Tandon Air Wonokitri, Rabu (6/12/2023).
Potret Tandon Air Wonokitri menghiasi sejumlah potret aktivitas para petugas dalam memberikan pelayanan dalam ruang lingkup PDAM Surya Sembada yang dipajang dalam pameran.
Selain mengadakan pameran foto lawas, Tandon Air Wonokitri milik PDAM Surya Sembada itu rencananya akan dibuka untuk umum guna menjadi salah satu wisata sejarah atau heritage di Kota Pahlawan. Sebab, Tandon Air Wonokitri telah beroperasi sejak zaman Belanda.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono mengatakan, Tandon Air Wonokitri merupakan salah satu bangunan peninggalan zaman Belanda milik PDAM Surya Sembada yang belum dibuka untuk umum. Karenanya, PDAM Surya Sembada tengah melakukan penelusuran dan pengkajian mendalam dengan menggandeng komunitas sejarah, yakni Begandring Soerabaia.
“Kita pertimbangkan sebagai destinasi wisata, spot foto baru, dan sebagainya. Dibangun antara tahun 1901 dan kita masih mencari sejarahnya. Maka kita kerjasama dengan teman-teman pecinta sejarah untuk mencari detailnya, siapa arsiteknya, siapa yang dulu pernah menjabat disini, dan sebagainya,” kata Arief.
Tandon Air Wonokitri merupakan tempat penyedia air bagi perumahan di wilayah Surabaya Barat yang dibangun sejak awal abad 20, serta masih aktif dan beroperasi hingga saat ini dengan kapasitas 2.000 meter kubik. “Ini sudah aktif, sejak dulu sampai sekarang masih difungsikan,” jelasnya.
Diketahui, kegunaan Tandon Air Wonokitri dahulu adalah mengalirkan air secara gravitasi. Namun saat ini tidak cukup jika mengandalkan gravitasi saja, tetapi harus menggunakan rumah pompa.
“Kalau zaman dulu dari Gempol dikirim ke sini kemudian dialirkan secara gravitasi, tandon ini tinggi sehingga dulu dilarikan tanpa rumah pompa. Tapi kalau sekarang tidak cukup pakai gravitasi, harus pakai pompa. Maka kita punya rumah pompa juga sekarang yang kita pompa ke daerah mana Kembang Kuning kemudian ke Brawijaya,” terangnya.
Oleh sebab itu, untuk memastikan Tandon Air Wonokitri dapat beroperasi secara maksimal, PDAM Surya Sembada terus melakukan kontrol, pemantauan, dan pemeriksaan secara rutin. Di sisi lain, bangunan peninggalan Belanda ini memiliki nilai plus pada bagian arsitekturnya.
“InsyaAllah (dibuka) tahun depan. Sedang kita pikirkan, kita kaji, dan kita perbaiki fasilitasnya. Sebab, ini adalah hasil kesuksesan pendiri PDAM, jadi patutlah menengok sejarah masa lalu untuk mengingat dan meneladani kerja keras mereka sehingga PDAM bisa berdiri hingga saat ini,” ujarnya.
Arief melanjutkan bahwa sebetulnya PDAM Surya Sembada memiliki beberapa bangunan heritage lainnya yang ada di luar Kota Surabaya, dan semuanya masih beroperasi hingga saat ini.
“Kalau di luar kota itu kita punya Pelintahan kemudian punya Toyo Ara, punya Rumah Pompa Gempol dan semuanya masih beroperasi sekarang. Jadi infrastruktur PDAM Surya Sembada ini banyak yang berusia tua yang nantinya harus revitalisasi, kemudian modernisasi juga,” pungkasnya. (din)