Jakarta (prapanca.id) – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan hasil survei terbaru yang menunjukkan mayoritas responden mempercayai bahwa pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 berlangsung bebas dari intervensi pemerintah.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 18-21 Februari, Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo, menyebutkan bahwa sebanyak 41,2 persen responden menyatakan cukup percaya bahwa Pemilu 2024 tidak terpengaruh oleh campur tangan pemerintah. Sementara itu, 18,6 persen responden menyatakan sangat percaya.
“Dengan menggabungkan kedua angka tersebut, sekitar 60 persen responden mempercayai bahwa tidak ada intervensi pemerintah dalam Pemilu,” ungkap Hendro dalam acara Evaluasi Publik Atas Pemilu 2024 dan Isu-isu Malpraktek Elektoral yang diselenggarakan secara daring di Jakarta pada Rabu (28/2/2024).
Namun, sebanyak 27,4 persen responden menyatakan kurang percaya, sementara 7,4 persen responden menyatakan tidak percaya sama sekali. Hendro menekankan perlunya respon dari penyelenggara Pemilu, termasuk KPU, Bawaslu, dan pemerintah, terhadap ketidakpercayaan publik terkait campur tangan pemerintah.
“Sejumlah 35 persen yang tidak percaya bahwa pemerintah tidak intervensi dalam Pemilu perlu diatasi. Isu ini sangat signifikan di mata publik, dan petugas Pemilu harus bertanggung jawab untuk menjelaskan hal ini,” tambahnya.
Dalam konteks basis pendukung capres-cawapres, mayoritas responden yang percaya bahwa Pemilu bebas intervensi pemerintah berasal dari pendukung Prabowo-Gibran sebanyak 67,1 persen. Sementara itu, kelompok yang kurang percaya mayoritas berasal dari pendukung Anies-Muhaimin dengan persentase 45,8 persen.
Survei telepon oleh Indikator Politik Indonesia ini bertujuan untuk mengukur kepuasan publik terhadap penyelenggaraan Pemilu, serta mengevaluasi tingkat kejujuran dan keadilan pemilu. Target populasi survei adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, mencakup sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Metode Random Digit Dialing (RDD) digunakan untuk memilih sampel, dengan total 1.227 responden. Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling. (agu)