Makassar (prapanca.ID) – Rumah Sakit Otak dan Jantung Pertamina Royal Biringkanaya (RSOJ) Makassar mencatat sejarah dengan berhasil melakukan operasi tumor otak menggunakan metode stereotactic pada Senin, (29/1). Tindakan bedah ini menjadi yang pertama kali dilakukan di RSOJ Makassar dan menjadikannya sebagai pionir di Indonesia Timur.
Operasi tumor otak dengan metode stereotactic melibatkan teknik bedah yang memanfaatkan pemindaian tiga dimensi untuk mengidentifikasi dengan tepat letak dan batas tumor. Keberhasilan operasi ini menciptakan terobosan baru dalam penanganan tumor otak di wilayah Indonesia Timur.
Dr. dr. Wahyudi, Sp.BS(K), FICS, FINPS, Dokter Bedah Saraf RSOJ Makassar, menjelaskan keunggulan metode stereotactic dibandingkan dengan operasi tumor otak konvensional. “Metode ini memberikan keuntungan dalam segi waktu operasi yang lebih singkat, perdarahan yang lebih minimal, dan risiko kerusakan otak yang lebih kecil,” ujarnya.
Operasi ini dilakukan dengan memasukkan alat kecil melalui lubang kecil di kulit kepala, menghindari keterlibatan pembukaan batok kepala. “Metode ini kami terapkan hari ini untuk pasien dengan tumor otak. Ada beberapa tumor di dalam otak yang terlihat setelah dipindai dengan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI),” jelas Dr. Wahyudi
“Penggunaan metode stereotactic menghilangkan kebutuhan untuk membuka batok kepala. Pasien cukup diukur posisi tumornya dengan akurasi tinggi, hanya dengan kesalahan sebesar 0,01 mm. Hal ini memungkinkan deteksi langsung dan efektif untuk mengangkat tumor,” tambahnya.
Proses operasi dengan metode stereotactic melibatkan beberapa langkah, termasuk pemasangan alat di kepala dan pemeriksaan CT Scan serta MRI. Integrasi hasil CT Scan dan MRI menggunakan alat stereotactic memungkinkan penentuan kelainan atau tumor dalam kepala secara sangat akurat menggunakan koordinat X, Y, dan Z.
Dr. Wahyudi menekankan bahwa metode stereotactic juga dapat diterapkan untuk keperluan operasi yang lebih akurat, memungkinkan pengangkatan tumor dengan lebih sempurna. “Metode ini tidak hanya berguna untuk tumor otak, tetapi juga dapat digunakan untuk penyakit lain seperti Parkinson, epilepsi, atau gangguan gerak yang kaku,” tambahnya.
“Dengan ukuran operasi yang minim, proses penyembuhan lebih cepat. Metode ini juga dapat memberikan solusi bagi pasien penderita Parkinson, memungkinkan mereka untuk tidak tergantung pada obat seumur hidup. Dalam dua atau tiga hari setelah operasi, pasien dapat kembali beraktivitas secara normal,” tutup dr. Wahyudi. (mi)