Jakarta (prapanca.id) – Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Stasiun Bumi Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 dan Proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G sebanyak 4.988 yang telah rampung dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), Kamis (28/12).
Peresmian Stasiun Bumi SATRIA-1 berada di Desa Matungkas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Adapun BTS 4G berada di Desa Bowombaru Utara, Kecamatan Melonguane Timur, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, mengungkapkan bahwa peresmian serentak BTS 4G di seluruh Indonesia merupakan langkah konkret untuk mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia. Proyek ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan konektivitas digital, khususnya di daerah 3T.
“Pembangunan BTS 4G merupakan langkah nyata dalam mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia dan mewujudkan pemerataan telekomunikasi hingga pelosok negeri,” kata Budi Arie.
Fadhilah Mathar, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, menjelaskan bahwa SATRIA-1, yang diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 19 Juni 2023, kini beroperasi di orbit 146 Bujur Timur (BT), tepat di atas Pulau Papua. Dengan tinggi 6,5 meter, bobot 4,5 ton, dan masa operasional hingga 15 tahun, SATRIA-1 diharapkan dapat mendukung layanan akses internet di 37 ribu titik dengan kecepatan hingga 5 Mbps.
Dengan tambahan SATRIA-1, Indonesia kini memiliki total 18 satelit, menjadikannya negara dengan jumlah satelit terbanyak di Asia Tenggara, menurut data dari situs pelacakan satelit N2YO.
Proyek BTS 4G juga menjadi sorotan dalam peresmian ini. Presiden Joko Widodo meresmikan operasional BTS 4G yang telah dibangun oleh BAKTI Kominfo di daerah 3T. Proyek ini sebelumnya mencuat dalam publik karena kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Kominfo, Jhonny G. Plate, dan lima tersangka lainnya.
BTS, atau Base Transceiver Station, berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk mengirim dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti telepon rumah, telepon seluler, dan gadget lainnya. Dengan BTS 4G tersebar di daerah 3T, diharapkan pelayanan publik dapat lebih optimal menjangkau masyarakat.
“Dengan selesainya pembangunan BTS 4G ini di daerah 3T, pelayanan publik yang dilakukan pemerintah dapat lebih optimal menjangkau masyarakat. Semoga masyarakat di daerah 3T dapat merasakan manfaat dari beroperasinya BTS, sehingga tidak ada lagi kesenjangan digital di Tanah Air,” ungkap Menteri Budi Arie. Total investasi untuk SATRIA-1 mencapai US$ 540 juta (sekitar Rp 8 triliun), menjadikannya sebagai satelit terbesar di Asia.(sas)