Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota Surabaya terus mengokohkan posisinya sebagai Kota Toleransi dengan mengumumkan penambahan kuota beasiswa bagi penghafal kitab suci dari berbagai agama. Langkah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada warga, tidak hanya dari kalangan Muslim, tetapi juga warga non-Muslim, agar bisa mendapatkan manfaat dari program beasiswa ini.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan peningkatan kuota ini secara bertahap. “Pada tahun 2022, kuotanya 1.212 pelajar, tahun 2023 1.339 pelajar, dan tahun 2024 kami menambah menjadi 1.419 pelajar,” kata Eri Cahyadi, Rabu (10/1).
Eri Cahyadi menyatakan bahwa beasiswa penghafal kitab suci ini merupakan upaya untuk mempersatukan umat di Surabaya. Selain itu, seleksi penghafal kitab suci juga mencerminkan semangat toleransi yang kuat di kota ini. “Jika anak-anak telah menghafal kitab sucinya, Surabaya akan menjadi kota yang aman, damai, dan penuh toleransi,” tambahnya.
Dengan adanya beasiswa ini, Eri berharap generasi muda Kota Pahlawan akan tumbuh menjadi pemimpin yang memiliki akhlak mulia. Ia juga berharap agar anak-anak Surabaya dapat menjaga toleransi antar umat beragama, keberagaman suku, serta budaya.
Eri menegaskan komitmennya untuk terus memperluas dan menambah kuota beasiswa penghafal kitab suci setiap tahunnya. Menurutnya, semakin banyak kuota, semakin banyak generasi muda yang akan tumbuh sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.
“Kegiatan ini akan terus dimasifkan dan menjadi agenda rutin. Surabaya adalah kota toleransi, dan tidak ada satu pun yang boleh merasa lebih baik dari yang lain,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menjelaskan bahwa beasiswa penghafal kitab suci merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam membentuk karakter anak-anak Surabaya. Melalui program ini, diharapkan siswa tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pembentukan karakter dan potensi mereka.
“Dinas Pendidikan juga ingin membentuk anak-anak dari berbagai aspek. Tidak hanya aspek akademis yang baik, tetapi juga dari segi religi,” ungkap Yusuf Masruh. (mi)