Surabaya (prapanca.id) – Teknologi AI (Artificial Intelligence) membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk public relations (PR). AI membantu praktisi PR bekerja lebih efektif dan efisien dengan mengotomatisasi tugas, menganalisis data, dan memberikan wawasan yang lebih mendalam.
Dalam sebuah diskusi terbatas di Stikosa AWS, terungkap ada beberapa contoh penerapan AI dalam PR yang bisa digunakan. Apa saja?
Riset dan Analisis Media
- Memantau media sosial dan online: AI dapat memantau percakapan online, melacak sentimen publik, dan mengidentifikasi influencer secara real-time. Hal ini membantu praktisi PR memahami apa yang dikatakan orang tentang merek mereka, mengidentifikasi peluang untuk terlibat dengan audiens, dan mengelola krisis reputasi. Gunakan alat bantu seperti Meltwater, Cision, atau Brand24 untuk memantau percakapan online tentang merek Anda, melacak sentimen publik, dan mengidentifikasi influencer.
- Menganalisis data media: AI dapat menganalisis data media tradisional, seperti artikel berita dan siaran pers, untuk mengidentifikasi tren, mengukur efektivitas kampanye PR, dan melacak kinerja media. Gunakan platform seperti Google Analytics, Adobe Analytics, atau BuzzSumo untuk menganalisis data media tradisional dan online, mengidentifikasi tren, mengukur efektivitas kampanye PR, dan melacak kinerja media.
- Melakukan riset pasar: AI dapat digunakan untuk melakukan riset pasar, seperti survei dan polling, untuk memahami target audiens dan kebutuhan mereka. Gunakan platform survei online seperti SurveyMonkey atau Google Forms untuk melakukan survei dan polling guna memahami target audiens dan kebutuhan mereka.
Pembuatan Konten
- Menulis artikel dan press release: AI dapat membantu menulis artikel blog, press release, dan konten media sosial lainnya. Gunakan alat bantu seperti Jasper atau Wordtune untuk membantu menulis artikel blog, press release, dan konten media sosial lainnya.
- Menyesuaikan konten: AI dapat menyesuaikan konten untuk platform dan audiens yang berbeda. Gunakan platform seperti Marketo atau Adobe Target untuk menyesuaikan konten untuk platform dan audiens yang berbeda.
- Membuat konten visual: AI dapat digunakan untuk membuat gambar, infografis, dan video yang menarik. Gunakan alat bantu seperti Canva atau Adobe Spark untuk membuat gambar, infografis, dan video yang menarik.
Penjangkauan dan Keterlibatan
- Mengidentifikasi influencer: AI dapat membantu mengidentifikasi influencer yang relevan dengan merek dan audiensnya. Gunakan platform seperti BuzzSumo atau Traackr untuk membantu mengidentifikasi influencer yang relevan dengan merek dan audiens Anda.
- Membangun hubungan dengan influencer: AI dapat membantu membangun hubungan dengan influencer dan mengelola kampanye influencer marketing. Gunakan platform seperti Upfluence atau HypeAuditor untuk membantu membangun hubungan dengan influencer dan mengelola kampanye influencer marketing.
- Menjawab pertanyaan pelanggan: AI dapat digunakan untuk membangun chatbot dan virtual assistant untuk menjawab pertanyaan pelanggan dan memberikan dukungan pelanggan. Gunakan chatbot yang didukung AI seperti Chatfuel atau ManyChat untuk menjawab pertanyaan pelanggan dan memberikan dukungan pelanggan.
Pengukuran dan Evaluasi
- Melacak efektivitas kampanye: AI dapat melacak efektivitas kampanye PR dan mengukur ROI (Return on Investment). Gunakan platform seperti Sprout Social atau Hootsuite untuk melacak efektivitas kampanye PR dan mengukur ROI.
- Mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan: AI dapat mengidentifikasi area dalam strategi PR yang perlu ditingkatkan. Gunakan alat bantu seperti Google Analytics atau Adobe Analytics untuk mengidentifikasi area dalam strategi PR yang perlu ditingkatkan.
- Membuat laporan: AI dapat secara otomatis membuat laporan tentang kinerja PR. Gunakan platform seperti Data Studio atau Tableau untuk secara otomatis membuat laporan tentang kinerja PR.
AI tidak dapat menggantikan praktisi PR manusia. AI adalah alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan pekerjaan PR, tetapi tidak dapat menggantikan kreativitas, intuisi, dan keahlian manusia yang dibutuhkan untuk membangun hubungan dan mengelola reputasi. (sas)