Surabaya (prapanca.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengumumkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang merancang proyek pembangunan transportasi terintegrasi di kawasan Majapahit. Proyek ini akan menghubungkan pusat-pusat perekonomian di Jawa Timur, seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan, yang dikenal sebagai Gerbangkertosusila.
Menurut Emil, proyek transportasi terintegrasi ini akan menggunakan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMPT) sebagai format perancangannya. “Kita sudah temukan formatnya yaitu melalui SUMP atau Sustainable Urban Mobility Plan,” kata Wagub Emil saat rapat bersama Deputi Sarana Prasarana Bappenas, Ervan Maksum, ST, M.sc, di Jakarta, Senin (11/12).
Wakil Gubernur Emil menjelaskan bahwa perancangan proyek SUMPT sudah dimulai sejak tahun 2022, seiring dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur No 188/743/KPTS/013/2022. Keputusan ini membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Rencana Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan untuk Wilayah Metropolitan Surabaya Periode Tahun 2022-2024 dan melibatkan stakeholder terkait dalam penyusunan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMPT) di Wilayah Gerbangkertosusila Plus.
Selain menciptakan sistem transportasi terintegrasi, proyek ini juga bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara yang disebabkan oleh maraknya penggunaan kendaraan pribadi. Emil mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk mengatasi dominasi penggunaan kendaraan pribadi yang dapat berdampak pada kemacetan dan polusi udara, serta menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Hasil kajian SUMPT oleh Pemprov Jatim bersama Konsultan EGIS Rail SA menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan angkutan umum antar wilayah, terutama Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo, sebanyak 0,73 juta perjalanan/hari ke dan dari Surabaya. Namun, layanan angkutan umum saat ini memiliki okupansi rendah karena minimnya aksesibilitas menuju dan dari lokasi transit.
Wakil Gubernur Emil menyatakan niatnya untuk memperbaiki situasi ini dengan mengintegrasikan sarana transportasi di Jawa Timur, mirip dengan sistem di Jakarta yang melibatkan KRL, MRT, atau LRT. Salah satu langkah yang direncanakan adalah peningkatan kapasitas jaringan kereta api dari single track menjadi double track.
Diketahui bahwa kapasitas kereta yang beroperasi saat ini di Jawa Timur mencapai 27 ribu per hari, namun dapat meningkat hingga 200 ribu kapasitas jika terjadi perubahan dari single track menjadi double track. Proyek ini juga melibatkan penggantian kereta diesel menjadi listrik dan rekonfigurasi stasiun-stasiun utama untuk efisiensi dalam mengatur lalu lintas kereta.
Wakil Gubernur Emil juga mengungkapkan bahwa pada akhir tahun ini, pihaknya berencana menyelesaikan pembiayaan proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL), yang diharapkan menjadi KRL pertama di wilayah Majapahit. Konstruksi proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025. Emil berharap kesepakatan pembiayaan proyek ini dapat difinalkan pada akhir tahun ini.
“Yang sudah di depan mata, mohon doa restunya adalah Surabaya Regional Railway Line project. Harapan kita tahun ini sudah difinalkan kesepakatan pembiayaannya,”jelas Emil. (mi)