Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meresmikan 153 Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan layanan Integrasi Layanan Primer (ILP). Langkah ini diambil untuk meningkatkan pelayanan kesehatan preventif di Kota Pahlawan.
Peresmian Pustu ILP berlangsung di Pustu Putat Jaya Gede, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Endang Maria Sumiwi. Acara ini juga diikuti secara daring oleh 152 Pustu lainnya di seluruh Surabaya.
Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan pentingnya layanan ILP yang tersedia di setiap kelurahan untuk melakukan skrining kesehatan. “Hari ini kita meluncurkan integrasi Pustu ILP di Surabaya, menunjukkan bahwa kesehatan adalah prioritas utama saya selain pendidikan,” ujar Eri Cahyadi.
Ia berharap masyarakat memanfaatkan layanan Pustu ILP untuk melakukan skrining kesehatan guna mencegah penyakit yang lebih serius. “Dengan skrining, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan masyarakat sebelum penyakit muncul. Data ini akan membantu kita mengantisipasi risiko penyakit di tiap wilayah,” tambahnya.
Pustu ILP juga diharapkan menjadi langkah awal menuju pembentukan Pos Pelayanan Keluarga pada tahun 2025. “Layanan ini akan terintegrasi dengan Posyandu, sehingga pada tahun 2025 lebih dari 2.000 Posyandu akan berubah menjadi Pos Pelayanan Keluarga,” jelas Eri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, mengungkapkan bahwa 153 Pustu ILP beroperasi setiap Senin hingga Sabtu, dilengkapi dengan satu dokter umum, perawat, dan bidan. “Harapannya, masyarakat tidak hanya datang saat sakit, tetapi juga untuk pemeriksaan rutin seperti cek gula darah dan tekanan darah,” katanya.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Endang Maria Sumiwi, memuji Surabaya sebagai kota pertama yang meresmikan Pustu ILP terbanyak secara serentak. “Ini adalah langkah penting dalam memperkuat layanan kesehatan dan implementasi UU Kesehatan terbaru,” ungkapnya.
Maria menambahkan bahwa standar Pustu ILP mencakup pemeriksaan USG, kursi ginekologi, pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan gigi. “Kami akan terus melengkapi fasilitas ini secara bertahap, termasuk kegiatan untuk lansia dan pendampingan bagi Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ),” pungkasnya. (agu)