Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah resmi membuka pendaftaran siswa inklusi untuk tahun ajaran baru 2024/2025. Langkah ini diawali dengan sosialisasi kepada kepala sekolah dan guru SD-SMP Negeri di seluruh Kota Surabaya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyatakan bahwa selain sosialisasi, Dispendik juga memberikan pendampingan kepada guru kelas satu. Tujuan dari sosialisasi dan pendampingan ini adalah memberikan pemahaman tentang prosedur pendaftaran anak berkebutuhan khusus (ABK) di setiap sekolah.
“Kami telah memberikan pendampingan kepada guru kelas satu. Harapannya, setidaknya dasar psikologis anak dapat dipahami. Sehingga ketika ada siswa inklusi yang mendaftar, mereka tidak bingung,” kata Yusuf pada Jumat (16/2/2024).
Setelah tahap ini, kepala sekolah diharapkan untuk melakukan sosialisasi kepada orang tua murid mengenai penerimaan siswa inklusi. Dispendik Surabaya juga akan menyiapkan sarana dan prasarana (sarpras) untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa inklusi.
Yusuf menjelaskan bahwa persiapan sarpras di sekolah akan dilakukan secara bertahap, mengingat waktu kegiatan belajar mengajar siswa inklusi tidak bersamaan dengan siswa lainnya.
“Kami melakukannya secara bertahap. Jam mengajar mereka tidak akan sama dengan siswa reguler. Karena interaksi, waktu, dan model pembelajaran khusus diperlukan. Oleh karena itu, setiap sekolah akan menyiapkan skema masing-masing,” ungkapnya.
Dispendik Surabaya telah memastikan kesiapan untuk menyambut kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran baru 2024/2025. Penerimaan siswa ABK akan dilakukan melalui sistem zonasi dengan jalur afirmasi, yang menyumbang 15 persen dari kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Dengan menerapkan sistem zonasi, diharapkan akan memudahkan wali murid dalam menentukan jarak sekolah. “Hal ini bertujuan agar jarak rumah dengan sekolah tidak terlalu jauh, mengingat anak-anak ABK memerlukan pendampingan. Jarak ini dapat berpengaruh bagi kesejahteraan anak-anak,” tambahnya.
Yusuf juga mengingatkan bahwa penerimaan siswa inklusi adalah bagian dari dukungan terhadap program Wali Kota Eri Cahyadi untuk mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA) Dunia. Menurutnya, sekolah harus menciptakan lingkungan yang ramah, nyaman, dan menyenangkan untuk semua siswa, dengan dasar lingkungan yang rekreatif namun tetap edukatif. (mi)