Surabaya (prapanca.id) – Dicokot alot, adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti kuat bertahan dalam situasi apapun, bahkan kurang menguntungkan sekalipun. Istilah itu sangat tepat ditujukan untuk ketiga majalah berbahasa Jawa yang saat ini masih eksis. Yakni Majalah Joko Lodhang di Yogyakarta yang mulai terbit tahun 1971, Majalah Jayabaya di Surabaya (1945) dan Majalah Penyebar Semangat di Surabaya (1933).
Saat sebagian besar perusahaan media cetak di Indonesia gulung tikar, atau bertransformasi menjadi media online, ketiga majalah mingguan ini masih eksis terbit dengan versi cetak, tanpa sekalipun absen mengunjungi pembacanya. Ketiganya menjadi ajang berkarya bagi para penulis yang masih setia menggunakan bahasa Jawa. Baik berbentuk tulisan fiksi, opini maupun laporan jurnalistik.
Yang perlu digarisbawahi adalah eksistensi Majalah Penyebar Semangat (PS). Selain dinisbahkan sebagai majalah tertua di Indonesia, majalah ini didirikan oleh pahlawan nasional Dr. Soetomo pada tanggal 2 September 1933. Jadi sudah berusia 91 tahun. Sampai sekarang, kantor majalah PS masih menempati kantor sejak pertama kali didirikan. Yakni di belakang komplek makam Dr. Soetomo, di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jl. Bubutan 87 Surabaya.
Walaupun sudah terbit versi online dan memakai peralatan komputer, namun beberapa mesin ketik manual kuno, produksi tahun 50’an, masih digunakan untuk operasional sehari-hari. Majalah legendaris ini sering dikunjungi oleh rombongan wisatawan sebagai salah satu obyek wisata heritage yang menarik di Surabaya.
Yang menarik, staf redaksi majalah PS didominasi oleh alumni Stikosa AWS. Sebagian besar bekerja lebih dari 15 tahun. Mereka mengawali karir dan sekaligus mengakhiri karir jurnalistik (karena meninggal dunia) di majalah berbahasa Jawa ini. Mari kita simak siapa saja mereka…
Drs Moechtar
Alumni AWS angkatan 1 tahun 1964 dan melanjutkan studi S1 di Stikosa AWS tahun 1985. Setelah bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar berbahasa Indonesia, antara lain juga sempat di harian Bhirawa, Pak Moechtar bergabung di Majalah PS selama hampir 40 tahun, sejak tahun 70-an. Ia juga sempat menjadi Dosen di Akademi Wartawan Surabaya. Satu putrinya, Retno, mengikuti jejak sang ayah, sebagai wartawan di Harian Surabaya Post. Pak Moechtar meninggal dunia tahun 2017, dengan jabatan terakhir Wakil Pimpinan Redaksi.
H. Bambang Sudiyanto
Alumni AWS angkatan tahun 1974. Setelah lulus sebagai Sarjana Muda, ia langsung bergabung di majalah PS dan mengundurkan diri karena sakit pada tahun 2018. Bambang meninggal dunia sekitar tahun 2021.
Puji Nurdasih
Alumni AWS angkatan tahun 1976. Setelah lulus sebagai Sarjana Muda, ia bergabung di Majalah PS. Setelah bekerja selama 15 tahun, ia mengundurkan diri dan konon bergabung di majalah Kartini.
Aryo Tumoro
Alumni AWS angkatan tahun 1982 dan melanjutkan studi S1 di Stikosa AWS tahun 1985. Aryo bergabung di Majalah PS tahun 1981 sampai ia meninggal dunia karena sakit pada tahun 2020, dengan jabatan terakhir Redaktur Pelaksana. Semasa hidupnya, Aryo banyak memenangkan lomba karya Jurnalistik yang diadakan oleh PWI Jatim.
Hariadi Santoso
Alumni Stikosa AWS angkatan tahun 1988 dan lulus sebagai Sarjana tahun 1993. Bergabung di Majalah PS sejak tahun 1987. Namun ia tidak lama berkarir sebagai wartawan. Setelah menderita sakit, ia meninggal dunia tahun 1997.
Sasetya Wilutama
Alumni AWS angkatan tahun 1982. Bergabung di majalah PS tahun 1983, sekaligus mengawali karir sebagai wartawan, sambil menulis cerita pendek dan naskah drama televisi/film. Ia mengundurkan diri tahun 1993 dan alih profesi sebagai broadcaster di SCTV Jakarta. Setelah pensiun dari TV Nasional tersebut pada tahun 2009, ia malang melintang di beberapa TV lokal sebagai pengelola manajemen. Tahun 2019 ia pulang kampung Surabaya dan bekerja di almamaternya sebagai Tenaga Kependidikan. Lelaki kelahiran 1963 ini kembali ke habitatnya semula sebagai penulis, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa.
Donny Tunggul
Lelaki kelahiran tahun 1963 ini alumni AWS angkatan tahun 1982. Bergabung di Majalah PS tahun 1985, sekaligus mengawali karir jurnalistiknya. Donny masih aktif bekerja di majalah ini sampai sekarang. Ia menggantikan posisi Aryo Tumoro (alm) sebagai Redaktur Pelaksana, dan memegang kendali pelaksanaan keredaksian sehari hari.
Kukuh Setya Wibowo
Lelaki kelahiran Tulungagung tahun 1975 ini alumni Stikosa AWS angkatan tahun 1994. Karena ayahnya pelanggan setia majalah Panjebar Semangat, sejak kecil ia sudah terbiasa membaca artikel bahasa Jawa. Bahkan mulai menulis sejak kelas 4 SD.
Sejak masih mahasiswa, Kukuh aktif mengirim berbagai jenis tulisan ke redaksi Majalah PS dan beberapa media lain. Tahun 1997, alm. Pak Moechtar merekrutnya sebagai staf Redaksi sampai sekarang. Ia menulis beragam jenis, mulai dari laporan jurnalistik sampai cerita bersambung. Bahkan sudah menerbitkan satu novel detektif berbahasa Jawa bertajuk Lodan Saka Segara Kidul. Sejak 2001 sampai sekarang, ia juga direkrut sebagai koresponden Majalah Tempo biro Jatim.
Dr Nursodik Gunarjo
Walaupun bukan alumni Stikosa AWS, namun ia pernah mengajar di Stikosa AWS pada tahun 2000 untuk mata kuliah Komunikasi Grafis. Nursodik bergabung di Majalah PS sejak tahun 1993, sambil menyelesaikan studi pasca sarjananya di Unair.
Setelah 12 tahun bekerja, ia mengundurkan diri karena diangkat sebagai pegawai negeri di Kementerian Komunikasi & Informatika. Sekarang Nursodik adalah Direktur Pengelolaan Media Publik Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo. Kesetiaannya pada jurnalistik bahasa Jawa ia tunjukkan dengan rutin mengirim karya tulisnya di Majalah Penyebar Semangat, sampai sekarang.
Jika dirunut lagi, Ketua Badan Penasehat Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT), yang membawahi Stikosa AWS, Dr. Drs Suprawoto, SH, M.Si, juga pelestari bahasa Jawa. Mantan Sekjen Kemenkominfo dan Bupati Magetan 2 periode itu, sejak 15 tahun yang lalu sampai sekarang masih konsisten menulis kolom di majalah PS tanpa terputus.
Bahkan Suprawoto sudah menerbitkan buku otobigrafi berjudul Dalane Uripku. Buku tersebut pada tahun 2018 mendapat penghargaan MURI sebagai buku otobiografi pertama yang ditulis dalam bahasa Jawa. (sas)