Surabaya (prapanca.id) – Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, berhasil menggelar panen raya yang mengesankan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) pada Sabtu (16/3/2024).
Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menyatakan kepuasannya atas hasil panen padi kali ini. Dengan lahan seluas 0,9 hektar, kelompok tani di Kelurahan Made berhasil menghasilkan sekitar 3 ton padi. Tujuan utama dari panen padi ini adalah untuk menekan harga beras. Selain padi, kelompok tani Sendang Biru di Kecamatan Sambikerep juga berhasil memanen padi jenis premium, Ir 64, serta cabai dan kacang panjang.
Antiek menjelaskan bahwa panen raya ini dilakukan secara bersamaan dengan tanaman cabai dan kacang panjang karena menerapkan pola tanam tumpangsari. Pola ini bertujuan untuk mengurangi serangan hama terhadap tanaman cabai dan padi, yang hasilnya adalah padi yang berkualitas baik dan melimpah.
“Panen padi di Kelurahan Made baru dilakukan sekali pada tahun 2024, sementara panen cabai sudah dilakukan sebanyak lima kali, dan kacang panjang hampir 12 kali. Hal ini menunjukkan bahwa panen padi yang berhasil dapat memenuhi kebutuhan seluruh warga Kelurahan Made selama setahun ke depan,” ungkap Antiek.
“Dalam konteks ekonomi, tanam padi oleh kelompok tani di Kelurahan Made membantu menekan laju inflasi. Ketika satu wilayah mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, permintaan bahan pokok dari luar akan berkurang, yang pada akhirnya mempengaruhi permintaan pasar,”imbuhnya.
Untuk menjaga produktivitas kelompok tani, Pemkot Surabaya melalui DKPP terus memberikan pendampingan dengan menyediakan bantuan pupuk, alsintan, benih, dan pestisida. Selain itu, mereka juga memberikan bantuan dalam bentuk jaring untuk mengatasi masalah hama burung yang dapat merusak tanaman.
Menanggapi panen raya ini, Ketua Kelompok Tani Mulyo, Suliono, menyatakan bahwa warga di Kelurahan Made merasa terbantu karena kebutuhan beras mereka sudah tercukupi hingga setahun ke depan. Bahkan, ketika harga beras naik, warga tidak panik membeli karena mereka memiliki hasil panen yang memadai.
Suliono berharap agar Pemkot dapat memberikan peralatan pertanian yang lebih canggih, seperti drone spray, untuk membantu kelompok tani dalam meningkatkan hasil panen. Teknologi ini dianggap dapat mempercepat penanganan masalah OPT dengan efisiensi yang lebih tinggi.(mi)