Surabaya (prapanca.id) – Public relations memiliki peran penting dalam industri pariwisata, terlebih di masa sekarang. Menurut Ratna Puspita Sari, pemerhati dunia pariwisata dari Stikosa AWS, public relations tak hanya berperan besar dalam penguatan citra positif, tetapi harus mampu meyakinkan aspek kemanan, kenyamanan, hingga kemungkinan terbukanya investasi jangka pendek dan panjang bagi pengusaha.
“PR memainkan peran penting dalam industri pariwisata, terutama di masa pemulihan pasca pandemi,” ungkap Pipit, panggilan akrab dosen Stikosa AWS ini, saat ditemui pada Sabtu (24/2/2024).
Pandemi, katanya, telah menyebabkan penurunan drastis dalam industri pariwisata. PR dapat membantu membangun kembali kepercayaan wisatawan dengan menyebarkan informasi yang akurat tentang protokol kesehatan, situasi terkini di destinasi wisata, dan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keamanan wisatawan.
Apalagi pemerintah terbilang serius untuk mendukung proses pemulihan dan penguatan industri wisata. Misal, kata Pipit, saat event internasional Moto GP Mandalika digelar. Langkah berani itu tidak hanya memulihkan, tapi juga menguatkan. Jumlah wisatawan lokal dan manca di 2022-2023 terbukti nanjak, kepercayaan dunia kembali tercipta.
“PR dapat membantu mempromosikan destinasi wisata baru dan lama melalui berbagai saluran media, seperti media sosial, influencer marketing, dan press release. Hal ini dapat menarik wisatawan dan meningkatkan minat mereka untuk mengunjungi suatu destinasi,” jelas dosen public relations di Stikosa AWS ini.
Selain itu, lanjutnya, PR dapat membantu mengelola krisis yang dapat memengaruhi industri pariwisata, seperti bencana alam, kerusuhan politik, atau wabah penyakit. PR dapat membantu menyebarkan informasi yang akurat dan tepat waktu, serta meredakan ketakutan dan kecemasan wisatawan.
“PR dapat membantu membangun reputasi positif bagi industri pariwisata dengan menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan pelestarian budaya. Hal ini dapat menarik wisatawan yang peduli dengan nilai-nilai tersebut,” kata Pipit lagi.
Situasi sekarang, tambahnya, menghadirkan peluang dan tantangan bagi industri pariwisata. Di satu sisi, ada antusiasme yang tinggi untuk bepergian setelah pembatasan dilonggarkan. Di sisi lain, masih ada kekhawatiran tentang aspek kesehatan dan keselamatan.
“PR dapat membantu industri pariwisata memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan ini. Misal, dengan menyebarkan informasi tentang protokol kesehatan dan langkah-langkah keamanan. Atau mempromosikan destinasi wisata yang aman dan ramah wisatawan,” terangnya.
Dengan logika sederhana, kata Pipit, PR memainkan peran penting dalam industri pariwisata, terutama di situasi sekarang. PR dapat membantu membangun kembali kepercayaan wisatawan, mempromosikan destinasi wisata, mengelola krisis, dan membangun reputasi positif.
PR dan Citra Positif
PR memang memainkan peran penting dalam industri pariwisata. Masalahnya, PR kadang terlalu asik dengan citra. Sehingga sisi kepariwisataan yang harusnya perlu dibenahi tak muncul dalam proses komunikasi. Akibatnya banyak pengunjung yang datang kemudian kecewa.
“Untuk mengatasi potensi kekecewaan ini, PR bisa melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak di industri pariwisata, seperti pemerintah, operator tur, dan hotel, untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang situasi di lapangan,” tegasnya.
Selanjutnya, PR harus transparan dalam komunikasinya dan tidak hanya fokus pada citra positif. Hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang objektif dan seimbang tentang destinasi wisata, termasuk kekurangannya.
“PR harus mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan highlighting destinasi wisata yang ramah lingkungan dan mendukung komunitas lokal. Saya pikir ini salah satu hal yang sangat penting,” kata Pipit.
Di sisi lain, PR juga terus dapat membantu mengedukasi wisatawan tentang budaya dan adat istiadat setempat. Hal ini dapat membantu wisatawan untuk berperilaku dengan sopan dan menghormati budaya lokal.
Bagaimana dengan efektivitas? “PR harus mengukur efektivitas programnya dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memantau umpan balik wisatawan dan menganalisis data media sosial. Dengan menerapkan solusi-solusi ini, PR dapat membantu industri pariwisata untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi wisatawan dan membangun reputasi yang positif,” jelasnya. (sas)