Surabaya (prapanca.id) – Lebaran telah tiba. Saatnya kumpul keluarga yang sudah menjadi tradisi tahunan usai menjalankan ibadah puasa.
Namun kehangatan lebaran tahun ini, tidak bisa dirasakan oleh salah satu mahasiswa Stikosa AWS angkatan 2019 yang memilih untuk merantau ke Jepang.
Dia adalah Retika Niluh Alfala Putri yang saat ini tinggal dan bekerja sebagai perawat lansia di Prefektur Yamaguchi kota Ube ini.
“Ya jelas sepi, terus suasananya beda lebaran tahun ini. Dimana biasanya kumpul keluarga sama teman juga. Sekarang gak bisa,” akunya.
Tak hanya itu, selama menjalankan puasa pun. Retika nama panggilannya ini menyebut jam buka dan sahur akan berbeda-beda hampir setiap harinya.
“Karena sekarang lagi perpindahan dari musim dingin ke musim semi, jadi jam sahurnya lebih awal, bukanya lebih telat,” sebutnya.
Walau begitu, ia merasa tak mengalami kesusahan yang berarti. Hanya saja selama puasa di negeri Sakura tersebut, ia harus mencari takjil hanya di supermarket
“Aku disini juga gak pernah buat takjil sama teman-teman. Karena kesibukan ku selain bekerja juga masih belajar-belajar bahasa Jepang. Jadi beli takjil di supermarket terdekat-terdekat saja,” ucapnya.
Meski tak merayakan lebaran tahun ini, dikarenakan tempatnya bekerja juga tetap masuk. Namun mahasiswa asal Surabaya ini tetap semangat menjalankan kesehariannya.
“Nanti pas hari libur mungkin, baru mau refreshing pergi ke suatu tempat dekat-dekat sini,” pungkasnya. (jel)