Jakarta (prapanca.id) – Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengajak warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdiyin untuk memanfaatkan ruang digital secara produktif dan berhati-hati terhadap informasi hoaks. Dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/1), Menteri Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya menjaga etika dalam bermedia sosial.
Menteri Budi Arie Setiadi memberikan saran kepada warga Nahdlatul Ulama terkait cara menyikapi informasi yang diterima dan langkah bijak sebelum menyebarkannya ke publik. “Yang pertama jaga jempol, bukan jempol orang lain tapi jempol sendiri. Karena jempol hari ini lebih dahsyat dari mulut. Jadi mulutmu harimau-mu tidak boleh kalah dari jempol,” ungkapnya.
Beliau juga berbagi tips sederhana, “Saring dulu sebelum sharing. Jadi kita lihat dulu beritanya benar atau tidak, kalau gak benar jangan coba-coba disebarkan. Karena di Kementerian Kominfo ada cek data, cek konten, dan lain-lain,” tambahnya.
Menkominfo menekankan arti penting produktivitas di era digital, terutama dalam kerja sama antara PBNU dan Kementerian Kominfo di bidang digital yang diharapkan memberikan manfaat bagi jutaan warga NU di seluruh Indonesia. “Inti dari digitalisasi ini adalah bagaimana kita mampu membuat masyarakat lebih produktif. Lebih produktif tentu saja dengan meningkatnya kesejahteraan warga,” jelasnya.
Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa kunjungan Menkominfo Budi Arie Setiadi ke Kantor PBNU bertujuan untuk memantapkan sejumlah kesepakatan kerja sama yang telah dibahas sebelumnya oleh kedua belah pihak. “Pada intinya, kerja sama ini adalah untuk menjalankan sejumlah agenda terkait dengan edukasi digital untuk masyarakat, edukasi untuk literasi digital, dan juga edukasi untuk ekonomi digital yang melibatkan UMKM,” ujarnya.
K.H. Yahya Cholil Staquf menegaskan komitmen PBNU dalam membantu menggalang partisipasi masyarakat, khususnya warga NU, agar menjadi bagian dari upaya mewujudkan Visi Indonesia Digital 2045. “Ada lagi kerjasama untuk beasiswa pendidikan digital yang lebih tinggi, termasuk untuk pendidikan di dalam dan luar negeri yang disediakan oleh Kominfo. Maka akan ada banyak sekali peminat dari kalangan NU untuk itu,” tambahnya.
Ketua Umum PBNU menegaskan, warga Nahdlatul Ulama dalam mendukung program dan kebijakan Kementerian Kominfo di bidang pengembangan sumber daya manusia digital, sebab hal tersebut merupakan upaya bersama untuk mewujudkan akselerasi transformasi digital nasional yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. “Tidak kalah penting yang justru kami anggap fundamental, komitmen dari Kemenkominfo untuk mendukung agenda transformasi digital NU yang sedang kami kerjakan dan melibatkan jutaan pengurus dan kader Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia,” tegasnya. (mi)