Yogyakarta (prapanca.id) – Eko Singgih, alumni Stikosa AWS angkatan 1997, akhirnya menghadap Sang Pencipta pada 16 April 2024 pukul 07.05 WIB, di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta.
Kabar ini sontak menjadi duka mendalam bagi teman-temannya di Stikosa AWS, kampus komunikasi tertua di Indonesia Timur ini.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang teman kita Eko Singgih, mantan kepala produksi JTV semoga almarhum husnul khatimah,” tulis salah satu alumni Stikosa AWS di sebuah grup WA.
“Semoga amal ibadahnya semasa hidup diterima oleh Allah, dan segala khilaf dapat pengampunan-Nya,” kata alumni yang lain.
Ya, kepergian Eko terang mengejutkan banyak orang. Meski diakui Sari, istri Eko Singgih, Eko memang cukup lama menderita sakit.
Kata Sari, Eko kerap mengeluh nyeri di dada. Saat dirontgen, kata dia, terdapat massa di paru kiri. Data yang dihimpun prapanca.id, massa paru-paru adalah pertumbuhan atau area abnormal di paru-paru yang diameternya lebih dari 3 sentimeter.
“Tanggal 18 Februari 2024 masuk rumah sakit. Keluhan nyeri dada. Hasil rontgen ada massa di paru-paru kiri. Hasil CT scan, diameter massa sudah lima sentimeter,” ungkapnya.
Sari mengatakan, Eko Singgih sebetulnya berencana untuk melakukan Bronkoskopi. Tapi belum terlaksana, karena kondisinya yang belum stabil.
“Rencana bronkoskopi tidak bisa dilaksanakan. Karena kondisi jantung Bapak (Eko Singgih) yang tidak stabil. Tapi kondisi bapak sudah tidak pernah lagi sakit dada, bahkan tidak pernah sesak napas. Hanya selalu merasakan sakit pada kaki kiri,” bebernya.
Lalu diceritakan, tanggal 8 April, Eko tidak bisa berjalan sehingga dirawat di rumah sakit. Hasil Magnetic Resonance Imaging (MRI) sudah terjadi penyebaran kanker paru ke tulang belakang, dan sudah stadium IV,” imbuhnya.
Sosok Pekerja Keras
Mengawali karir di dunia jurnalistik, Eko Singgih bergabung dengan JTV pada tahun 2002. Saat itu, ia tercatat sebagai cameraman. Lalu tiga tahun kemudian, ia naik jabatan menjadi koordinator.
Setelah 13 tahun bergabung dalam televisi lokal ini, Eko memilih resign pada tahun 2015. Seperti yang diungkapkan rekan kerjanya, Ari Cahyono, Kepala Produksi JTV, Eko Singgih sejauh ini dikenal sebagai sosok pekerja keras.
“Eko Singgih merupakan kawan dan karyawan pekerja keras yg tidak menghiraukan waktu, sampai sampai sering tidur di kantor,” ungkapnya.
Tahun 2008, kata Ari, Eko naik jabatan lebih tinggi yaitu Kepala Produksi di JTV. Kendati jabatannya menjadi Kepala Produksi, Eko singgih tetap menjadi sosok yang loyal dan total, termasuk terhadap teman-temannya.
“Terhadap teman teman JTV lainnya Eko Singgih banyak membantu dalam banyak hal, pokoknya dengan teman-teman maupun anak buahnya, dia memiliki loyalitas dan totalitas tanpa batas,” kenang Ari. (fir)