Surabaya (prapanca.id) – Pada awal perkembangan internet, internet hanya digunakan oleh sekelompok kecil orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama. Namun, seiring dengan perkembangan internet, semakin banyak orang yang menggunakan internet, termasuk orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai.
Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai masalah dalam berkomunikasi di internet, seperti penyebaran informasi yang salah, pelecehan, dan ujaran kebencian.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, beberapa orang mulai mengembangkan seperangkat aturan yang mengatur bagaimana berkomunikasi di internet. Aturan-aturan ini kemudian dikenal sebagai Netiquette.
Salah satu sejarah penting yang mendasari kelahiran Netiquette adalah kejadian yang terjadi di Usenet, salah satu forum diskusi internet tertua.
Pada tahun 1982, seorang pengguna Usenet bernama Gene Spafford mengunggah sebuah pesan yang berisi kritik terhadap penggunaan bahasa yang kasar dan tidak sopan di Usenet. Pesan ini kemudian memicu diskusi yang panjang dan berujung pada penyusunan aturan-aturan dasar Netiquette.
Aturan-aturan dasar Netiquette tersebut kemudian berkembang seiring dengan perkembangan internet. Saat ini, Netiquette telah menjadi bagian penting dari budaya internet. Netiquette mengatur bagaimana berkomunikasi di berbagai platform internet, seperti media sosial, forum diskusi, dan email.
Selain Gene Spafford, isu Netiquette juga muncul saat Brian LaMacchia menulis sebuah artikel berjudul “The Internet: A User’s Guide” yang membahas Netiquette pada tahun 1994. Artikel ini kemudian menjadi salah satu sumber utama informasi tentang Netiquette.
Melengkapi perjalanan netiquette, pada tahun 1995, Internet Engineering Task Force (IETF) menerbitkan RFC 1855, yang berisi kumpulan aturan Netiquette. RFC ini kemudian menjadi standar internasional untuk Netiquette.
Dengan adanya sejarah khusus tersebut, Netiquette menjadi lebih dikenal dan dipatuhi oleh seluruh pengguna internet. Hal ini membantu menciptakan lingkungan internet yang lebih aman, nyaman, dan produktif.
Karena dunia internet sejatinya rentan dunia dan logika anonymous yang kerap memunculkan sisi tidak bertanggug jawab manusia. Anonimitas internet memang dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan orang-orang tidak bertanggung jawab dalam berperilaku di internet.
Ketika seseorang tidak tahu identitas orang yang mereka ajak bicara, mereka cenderung lebih berani untuk mengatakan atau melakukan hal-hal yang tidak akan mereka lakukan di dunia nyata.
Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kasus penyebaran informasi yang salah, pelecehan, dan ujaran kebencian di internet. Orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan tersebut seringkali merasa aman karena mereka tidak diketahui identitasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kesadaran dari seluruh pengguna internet untuk menerapkan Netiquette, bahkan jika mereka menggunakan internet secara anonim. Kita harus ingat bahwa kita masih berbicara dengan manusia lain, dan kita harus menghormati orang lain, bahkan jika kita tidak mengenalnya.
Jadi, ada baiknya jika mulai sekarang kita mulai lebih bertanggung jawab pada apapun yang kita lakukan di internet. Berikut adalah beberapa tips untuk menerapkan Netiquette di internet, bahkan jika Anda menggunakan internet secara anonim.
- Bersikaplah sopan dan santun. Ingatlah bahwa Anda sedang berbicara dengan manusia lain, bukan dengan komputer.
- Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan jargon atau bahasa yang hanya dimengerti oleh orang-orang tertentu.
- Hati-hatilah dalam memberikan informasi pribadi. Jangan membagikan informasi pribadi Anda kepada orang yang tidak Anda kenal.
- Hindari menyebarkan informasi yang salah atau hoaks. Cek kebenaran informasi yang Anda terima sebelum membagikannya.
- Bersikaplah toleran dan menghargai perbedaan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki pendapat yang berbeda.
Jika kita semua menerapkan Netiquette, kita dapat menciptakan lingkungan internet yang lebih aman, nyaman, dan produktif. (agu)