Surabaya (prapnaca.id) – Sebuah video berdurasi 1 menit 5 detik dengan tema “Belajar di Kampus Stikosa-AWS” yang dibuat oleh Anjasmara, seorang mahasiswa baru (maba) Stikosa AWS untuk tahun akademik 2023/2024, telah terpilih sebagai video terbaik dalam acara Parents Gathering yang berlangsung pada Sabtu (2/9/2023).
Sebelumnya, setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk membuat video pendek dan mengunggahnya ke media sosial dengan menyertakan tautan ke panitia acara. Karya terbaik ini mendapat penghargaan khusus selama acara, yang diselenggarakan dalam format hibrida.
Parents Gathering merupakan salah satu tradisi di kampus Stikosa-AWS yang diadakan menjelang dimulainya tahun akademik bagi mahasiswa baru. Acara ini merupakan pertemuan antara mahasiswa, orang tua, atau wali, yang mencakup pengenalan kampus dan sistem pembelajaran.
Ketua Stikosa-AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, ST.,M.Med.Kom., membuka acara tersebut dengan mengatakan bahwa menjadi unggul, adaptif, dan inovatif adalah kewajiban dan tanggung jawab akademik mereka dalam menerapkan visi dan misi Stikosa-AWS pada para mahasiswa agar menjadi generasi yang berprestasi di bidang komunikasi.
“Pada saat yang sama, Stikosa-AWS berkomitmen untuk membekali mahasiswa baru dengan keterampilan di berbagai bidang ilmu komunikasi agar setiap mahasiswa dapat bersaing dan berinovasi,” ujarnya.
Acara Parents Gathering ini juga menghadirkan beberapa alumni Stikosa-AWS yang berbagi pengalaman mereka dalam memulai karier mereka. Salah satunya adalah Annisa Nurul Fitria, lulusan tahun 2019, yang kini bekerja sebagai staf humas di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, Anggadia Muhammad, juga lulusan tahun 2019, yang kini bekerja sebagai jurnalis media online, dan Deby Ibnu Yunia, yang memilih profesi sebagai konten kreator.
Annisa Nurul Fitria, atau yang akrab disapa Chacha, mengatakan bahwa pengalaman belajarnya selama kuliah di Stikosa-AWS sangat bermanfaat dalam pekerjaannya. Ia dapat melakukan berbagai tugas, mulai dari mendokumentasikan kegiatan gubernur dan wakil gubernur Jatim hingga membuat press release untuk media mitra Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Chacha juga berbagi pengalaman suka dan duka dalam bidang humas yang ia geluti hingga saat ini. Sebagai staf humas, ia dapat berinteraksi langsung dengan para pejabat di lingkungan pemerintahan terkait dengan pekerjaannya.
Sementara itu, Deby menceritakan bagaimana awalnya ia memilih menjadi konten kreator dengan peralatan yang sederhana dan kini telah berkolaborasi dengan merek-merek terkenal. Alumni lainnya, Anggadia, menceritakan perjalanan susah payahnya, dari penyesalan awal terkait pilihan kampus hingga merintis karier sebagai jurnalis sejak masih menjadi mahasiswa, serta menghadapi berbagai tantangan dan kendala dalam pekerjaannya sebagai jurnalis.
“Salah satu tantangan menjadi jurnalis adalah menjaga idealisme karena kondisi di lapangan tidak selalu seperti yang diharapkan, dan itulah yang diajarkan di kampus Stikosa-AWS,” ungkapnya. (din)