Surabaya (prapanca.id) – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jawa Timur (Forkopimda Jatim) mewaspadai lima daerah yang telah dipetakan tergolong sangat rawan terjadi konflik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto telah memetakan daerah tersebut. Sedangkan yang masuk kategori aman di delapan kabupaten dan kota dan kategori rawan di 25 kabupaten dan kota.
“Sangat rawan di lima kabupaten dan kota itu seluruh di Pulau Madura kemudian satu di Pasuruan,” katanya dalam Rapat Koordinasi Forkopimda Provinsi, kabupaten dan kota hingga Kecamatan di Surabaya, Senin (11/12) malam
.Menurut Imam, pihak Polda Jatim telah menganalisa dan mengevaluasi berdasarkan pemilu tahun 2019 terkait netralitas penyelenggara pemilu dan ada indikasi kecurangan yang berujung pada PSU (Pemungutan Suara Ulang) dan hitung suara ulang. Dalam evaluasi tersebut, menurut dia, juga ada kejadian bentrok antar pendukung paslon sampai menggunakan senjata api ilegal termasuk pencurian kotak suara.
“Ini terjadi di 2019, pengrusakan kemudian sampai pembakaran mako Polsek dan pengerahan massa dalam rangka menolak hitungan hasil pemilu. Ini inventarisir terhadap sejarah konflik pemilu di 2019,” sebutnya.
Guna meredam tensi panas jelang Pemilu 2024, Polda Jatim bekerjasama dengan Forkopimda Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya mitigasi. Diantaranya merobohkan tugu perguruan pencak silat di beberapa wilayah, hingga melakukan pengawasan men to men terhadap pihak tertentu.
Upaya mitigasi ini, lanjut Imam, dalam rangka mereduksi ancaman teroris. Kemudian yang terpenting di bawahnya diberikan pembekalan usaha, pelatihaan-pelatihan yang bersifat mengajak untuk sibuk kepada masyarakat.
“Di antaranya itu mengelola kebun wisata itu ada di Malang, kemudian mengelola lahan pertanian dan peternakan di Turen, Malang,” urainya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga turut mengajak pemimpin formal maupun informal untuk bersinergi mengambil peran mensukseskan pemilu 2024. Semua, katanya, mesti bersinergi, berkolaborasi dan membangun kewaspadaan bersama untuk menyukseskan Pemilu 2024 yang aman, damai, nyaman, kondusif dan demokratis.
“Formal dan informal leader harus bergerak bersama-sama,” ujarnya. (Gegeh Bagus Setiadi/22010061)