Surabaya (prapanca.id) – Mohammad Zurqoni, alumni Stikosa AWS, memasuki fase barunya. Menjadi host podcast di Youtube. Tampil apa adanya, pegiat budaya yang juga aktif menjadi pemerhati sosial media ini terbukti memikat banyak viewer.
“Ya, ini kolaborasi saya dengan beritajatim.com,” kata Zurqoni, Senin (14/10/2024). Ia pun menjelaskan, dirinya tidak perlu melakukan penyesuaian khusus untuk jadi host di podcast bertajuk Rasan-rasan Jineman ini.
Dikatakan, alumni Stikosa AWS akan memahami betul makna komunikasi, dimanapun dia berada. Entah sebagai jurnalis, praktisi public relations, broadcaster, atau menjadi host podcast.
“Prinsipnya kita bicara di depan publik untuk hal yang kita mengerti. Selanjutnya memahami siapa nara sumber kita,” ungkap Zurqoni yang juga menjadi pengusaha kuliner ini.
Kuliah di Stikosa AWS pada tahun 1990-an, kata Zurqoni, membawa dirinya pada proses penggemblengan diri yang sejatinya sangat mahal. Penguatan skill komunikasi massa, referensi, dan karakter.
“Karena dosen kita kebanyakan adalah praktisi dengan latar belakang yang kuat. Mereka orang-orang yang teruji secara empiris, bukan hanya teori,” tegas Zurqoni.
Gaya perkualiahan yang muncul bukan bicara tentang apa yang ada di buku. Tetapi tantangan demi tantangan di lapangan.
“Teori yang dimiliki dimatangkan fakta empiris. Dari situ kita belajar. Saya tidak menganggap diri saya istimewa. Tetapi saya paham betul harus bagaimana. Saya cukup memahami; apa yang harus saya lakukan,” kata mantan Ketua IKA Stikosa AWS ini.
Semasa kuliah, ia tak hanya mengikuti aliran air. “Apa yang tidak ada kita bangun. Pers kampus macet, kita bikin mading. Kita belajar berkarya secara kontinyu. Kita ciptakan jaringan,” kenangnya.
Dari situ ia berkenalan dengan banyak orang sehinga pernah merasakan pengalaman berjurnalistik di Media Indonesia, Tabloid e-Net, bahkan pernah aktif sebagai praktisi event organizer yang kliennya perusahaan nasional.
“Ini bukan persoalan bicara masa lalu. Gagal move on. Tetapi Stikosa AWS mengajarkan saya bahwa proses pembelajaran itu berjalan alami, bukan semata bangku kuliah yang kadang bisa ditebak. Kalau sekarang bisa googling,” tutupnya. (sas)