Jakarta (prapanca.id) – Melalui SMK Pusat Keunggulan, SMK-SMK di Indonesia telah terbukti mampu menciptakan berbagai produk dan inovasi yang diminati oleh dunia industri. Salah satunya adalah kursi kereta api eksekutif produksi SMKN 2 Salatiga, Jawa Tengah yang dipamerkan dalam acara Vokasifest X Festival Kampus Merdeka 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 11-12 Desember 2023 lalu.
Kursi kereta api produksi siswa SMKN 2 Salatiga juga telah digunakan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA) dan dioperasikan pada rangkaian kereta api eksekutif hingga luxury produksi PT INKA. Kursi tersebut sudah digunakan pada kereta New Argo Dwipangga, New Argo Lawu, dan Taksaka.
“Sampai saat ini, kami sudah membuat dua tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif. Untuk tipe yang terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka” kata R. Sartono, guru SMKN 2 Salatiga dalam keterangannya di Acara Vokasifest X tersebut.
Sartono menambahkan, pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru tersebut hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK. “Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor, sisanya sudah buatan dalam negeri semua,” ucap Sartono.
Lebih lanjut, Sartono menuturkan bahwa pembuatan kursi kereta api ini dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain, dan penanggung jawab resiko.
Sedikit berbeda dengan kursi kereta api yang dirancang sebelumnya, kursi kereta kelas eksekutif ini dirancang dengan sandaran kursi yang lebih panjang sehingga lebih nyaman.
Selain itu, kursi kereta juga dilengkapi dengan soket untuk beberapa keperluan seperti mengisi daya pada ponsel dan sebagainya. “Selalu ada inovasi baru yang ditawarkan dan dihasilkan oleh para pelajar SMK, khususnya di SMKN 2 Salatiga,” ujar Sartono.
Dalam sambutannya di pembukaan Vokasifest X tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan bahwa transformasi pendidikan baik di pendidikan tinggi maupun pendidikan vokasi telah merancang sistem pendidikan termasuk pendidikan vokasi yang lebih terbuka dan inovatif, menyiapkan talenta-talenta unggul untuk Indonesia Emas 2045.
“Tidak ada lagi sekat-sekat antara industri dan satuan pendidikan vokasi, Keduanya bisa saling berkolaborasi. Nilai insentif untuk kolaborasi industri dengan SMK Pusat Keunggulan telah mencapai 614 miliar rupiah dan akan terus kami tingkatkan,” ujar Menteri Nadiem.
Menteri Nadiem menambahkan, saat ini satuan pendidikan vokasi, termasuk SMK-SMK di Indonesia sudah tidak lagi mengenal kerja sama yang hanya MoU. Kini kerja sama dengan industri pada satuan pendidikan vokasi dilakukan dengan keterlibatan langsung industri dalam teaching factory maupun project based learning di sekolah maupun di perguruan tinggi vokasi.
Selain kolaborasi PT INKA dengan sejumlah SMK dan politeknik, Menteri Nadiem juga melaporkan bukti keberhasilan lainnya yaitu kolaborasi industri dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember.
Kolaborasi tersebut telah mengembangkan teaching factory tambak udang. Laba bersih dari kegiatan teaching factory bersama industri di salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Timur tersebut telah mencapai 1,2 miliar rupiah per tahunnya serta hasil tambak tersebut juga berguna untuk memenuhi pasar ekspor. (sas)