Surabaya (prapanca.id) – Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi mengungkapkan kriteria yang harus dipenuhi oleh Penjabat (Pj) Gubernur yang akan menggantikan Khofifah Indar Parawansa.
Seperti diketahui, masa jabatan Gubernur Jatim yang merupakan perempuan pertama dalam jabatan ini akan berakhir pada 31 Desember 2023. Pj Gubernur akan mengisi posisi ini mulai 1 Januari 2024 hingga penetapan gubernur baru pada awal 2025.
Politisi dari PDI Perjuangan ini menjelaskan bahwa kriteria objektif adalah menjaga keamanan Jawa Timur. Kondisi keamanan di Jawa Timur saat ini tetap kondusif.
“Jadi, jika kondusifitasnya tetap terjaga, maka Pj Gubernur harus menjadi seorang yang aktif di lapangan dan mampu mengakomodasi semua kegiatan masyarakat dalam menjaga agar Jawa Timur terus maju,” katanya pada Jumat (13/10/2023).
Namun, jika keamanan di Jawa Timur terancam, Kusnadi mengatakan bahwa kriteria yang memenuhinya adalah kemampuan dalam pengendalian keamanan.
“Jika situasinya dapat tetap terkendali seperti saat ini, maka Pj Gubernur bisa berasal dari sipil. Namun, jika terjadi goncangan, maka perlu ada figur yang memiliki kemampuan dalam pengendalian,” tambahnya.
Kusnadi juga menegaskan pentingnya partisipasi stakeholder dan kerja sama selama tahun politik. Ia mengingatkan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi harus dihindari konflik yang dapat memecah belah.
“Perbedaan pendapat adalah keniscayaan, tetapi tidak boleh membuat kita terpecah. Ini bisa menyebabkan pertengkaran dan kerusuhan. Untuk menghindari hal ini, semua stakeholder harus bekerja sama,” kata Kusnadi.
Kusnadi juga mengingatkan masyarakat Jatim untuk tetap menjaga persatuan, terutama dalam tahun politik yang dianggapnya penuh tantangan.
“Ketika ini adalah kompetisi, di mana semua ingin menang. Namun, yang penting adalah kemenangan yang adil. Tidak boleh menang dengan cara yang tidak fair,” katanya.
Dalam konteks ini, Kusnadi menekankan pentingnya peran aparat keamanan dalam mencegah konflik. Aparat keamanan harus lebih aktif berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dan mengajak mereka untuk memberi pengarahan kepada pengikut dan simpatisan agar tidak menciptakan ketegangan.
Kusnadi berharap bahwa tokoh masyarakat dengan pengikut yang banyak tidak akan membuat pernyataan yang memicu emosi dan kekacauan. Ia mendorong mereka untuk menyampaikan pesan yang bijak dan memberikan panduan kepada masyarakat. (sas)