Surabaya (prapanca.id) – Peninggalan sejarah kebesaran Majapahit menjadi paket wisata khusus bagi para tamu hotel JW Marriot Surabaya. Selain upaya meningkatkan pelayanan bagi para tamu yang menginap, juga memberikan nilai tambah pemahaman budaya kebesaran Majapahit yang sudah mendunia.
Hal ini dikatakan Sesandy, Marketing Communication JW Marriott Hotel Surabaya, saat melakukan survey di kawasan Kota Raja Trowulan, ibukota kerajaan Majapahit, Selasa (7/5/2024). Sandy didampingi sejarawan Nanang Purwono dari Puri Aksara Rajapatni, komunitas budaya yang fokus pada pelestarian aksara Jawa. Selain mengunjungi kantor Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM), tim survey juga menyambangi kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XI di Jl. Raya Surabaya Jombang.
Area Kota Raja Trowulan memang sangat menarik, khususnya di desa wisata Bejijong kecamatan Trowulan. Desa ini sudah ditetapkan sebagai Kampung Majapahit. Dengan luas areal 45 Km2, desa ini dulunya merupakan jantung bekas ibukota Kerajaan Majapahit. Konsep desa wisata ini One Village multy product, artinya satu lokasi semua terangkum dalam satu paket wisata, yakni seni budaya, sejarah, alam dan industri kreatif.
Di desa ini terdapat banyak peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit, yaitu Candi Brahu, Candi Gentong, dan Siti Inggil yang merupakan makam raja pertama Majapahit yaitu Raden Wijaya. Juga terdapat Kuil Brahu yang megah, Kuil Tikus, Kuil Bajangratu, dan Kolam Segaran yang tenang, masing-masing menawarkan pandangan tentang keajaiban arsitektur dan tradisi spiritual di masa lalu. Selain itu di areal Vihara Majapahit terdapat patung Buddha Tidur yang merupakan terbesar ke-3 di dunia.
Selain mendapatkan wisata edukasi, para pengunjung juga bisa merasakan langsung suasana khas kerajaan yang guyup dan syahdu. Yakni di kampung Majapahit. Kampung ini sangat unik dan belum tentu di miliki oleh daerah lain. Masuk di kawasan kampung Majapahit serasa benar-benar berada di wilayah Kerajaan Majapahit tempo dulu. Wisatawan atau pengunjung di manjakan kerinduan zaman dahulu. Dengan jajanan tradisional nenek moyang yang masih asli.
Ada sekitar 200 rumah warga yang dibangun mirip jaman Majapahit yang sudah dibangun sejak jaman Gubernur Soekarwo. Di desa wisata ini juga terdapat industri kreatif yang cukup dibanggakan. Yakni kerajinan batik tradisional yang dihiasi dengan pola-pola rumit yang terinspirasi oleh era Majapahit. Selain itu, desa ini terkenal dengan kerajinan patung tembaga, di mana pengrajin terampil membentuk logam mentah menjadi karya seni yang memikat.
Sebagai desa wisata, berbagai fasiltas penunjang sudah tersedia di desa Bejinjong. Para wisatawan dapat mengelilingi seluruh kawasan desa menggunakan dokar atau sepeda pancal. Terdapat juga puluhan homestay bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana kehidupan jaman Majapahit lebih lama. Desa ini juga sudah mendapat dua predikat skala nasional dari Kemendikbud RI, yakni sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional (KCBN) dan kawasan strategis pariwisata peringkat nasional (KSPN).
Selain itu prestasi yang diraih dalam pengelolaan desa wisata adalah, salah satu 50 desa wisata terbaik se-Indonesia. Juga mendapat Terbaik ke-3 kategori Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environment Sustainability (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan). (sas)