Surabaya (prapanca.id) – Ratusan mahasiswa yang telah menyelesaikan program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berperan aktif dalam mendukung layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Balai RW. Meskipun program magang resmi berakhir, kontribusi para peserta MSIB dirasa berdampak, khususnya dalam mendukung program ketahanan keluarga yang tengah menjadi fokus Pemkot Surabaya.
Program MSIB, yang melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, akan berlanjut tahun 2024 dengan jumlah peserta yang lebih banyak. Program ini diimplementasikan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pembelajaran di luar kampus dan mendapatkan pengalaman lapangan sebagai bekal setelah lulus.
Ida Widayanti, Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, mengatakan, sebanyak 472 peserta MSIB terlibat dalam membantu pelayanan ketahanan keluarga di Kota Pahlawan. Tugas mereka terbagi di tiga unit kegiatan, yakni Puspaga di Balai RW, Kampunge Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak (KAS-RPA), serta Kampung KB.
“Tujuannya adalah membantu DP3A-PPKB melaksanakan program kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Sehingga program kegiatan tersebut dapat lebih cepat dilaksanakan dengan hasil yang diharapkan juga lebih cepat tercapai,” ujar Ida, Sabtu (23/12).
Feni Ella, peserta MSIB dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, berbagi pengalaman selama magang di Balai RW 07 Kelurahan Bendul Merisi. Dengan melayani masyarakat secara langsung, Feni berhasil menyelesaikan berbagai kasus di lapangan, seperti konseling, konsultasi, pengaduan kasus, dan sosialisasi.
“Saya bisa menambah pengalaman dengan bersosialisasi langsung dengan masyarakat dan bisa lebih dekat dengan mereka,” ungkap Feni. Dirinya berharap layanan Puspaga dapat terus berkembang untuk menangani permasalahan di lingkup perempuan, anak, keluarga, dan masyarakat.
Sementara, Gandhi Kusumawardana, peserta MSIB dari Politeknik Negeri Malang, menyatakan kebanggaannya bisa berkontribusi melalui layanan Puspaga di Balai RW. Dalam tugasnya, Gandhi melakukan edukasi, konsultasi, sosialisasi, kelas parenting, dan kegiatan lain yang terkait dengan permasalahan keluarga.
“Program ini sangat bagus terutama dalam upaya pencegahan terhadap permasalahan keluarga agar menuju Kota Surabaya yang minim dengan permasalahan keluarga, karena keluarga yang utuh dan harmonis itu sumber kebahagiaan,” tutup Gandhi, menyuarakan harapannya agar program ini terus berjalan dan berkembang.(mi)