Public relations (PR) adalah bidang yang berkembang seiring dengan perkembangan dunia informasi dan komunikasi. PR memiliki peran penting dalam membina hubungan baik antara organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. PR juga berfungsi sebagai penyebar informasi, pembentuk opini, dan penanggulang krisis.
Dalam sejarah perkembangan PR, terdapat beberapa kasus yang dianggap sebagai kasus PR terbesar dalam sejarah, baik dari segi dampak, tantangan, maupun solusinya. Berikut adalah beberapa contoh kasus PR terbesar dalam sejarah.
Kasus Tylenol (1982)
Pada tahun 1982, terjadi peristiwa pembunuhan berantai yang melibatkan produk obat Tylenol yang diproduksi oleh Johnson & Johnson. Seseorang menyuntikkan sianida ke dalam kapsul Tylenol dan meletakkannya kembali di rak toko di Chicago. Akibatnya, tujuh orang meninggal setelah mengonsumsi obat tersebut. Kasus ini mengancam reputasi dan kepercayaan publik terhadap Johnson & Johnson, serta menimbulkan kepanikan di masyarakat. Johnson & Johnson melakukan langkah-langkah PR yang dianggap sebagai contoh terbaik dalam menangani krisis. Perusahaan ini menarik seluruh produk Tylenol dari pasaran, mengumumkan peringatan kepada publik, bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mencari pelaku, dan mengembangkan sistem pengemasan baru yang lebih aman. Perusahaan ini juga melakukan kampanye edukasi dan promosi untuk meyakinkan publik bahwa produk Tylenol tetap aman dan berkualitas. Hasilnya, Johnson & Johnson berhasil memulihkan kepercayaan publik dan mempertahankan posisi pasar Tylenol.
Kasus Exxon Valdez (1989)
Pada tahun 1989, kapal tanker minyak Exxon Valdez menabrak karang di Teluk Prince William, Alaska, dan menyebabkan tumpahan minyak terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Tumpahan minyak ini merusak lingkungan laut dan pantai, serta mengancam kehidupan satwa liar dan manusia di daerah tersebut. Kasus ini menimbulkan kemarahan dan kritik publik terhadap Exxon Corporation, perusahaan pemilik kapal tanker tersebut. Exxon Corporation melakukan kesalahan fatal dalam menangani krisis ini. Perusahaan ini lambat dan tidak transparan dalam memberikan informasi kepada publik, tidak menunjukkan empati dan tanggung jawab kepada korban dan masyarakat, serta tidak melakukan upaya pemulihan lingkungan yang memadai. Akibatnya, Exxon Corporation kehilangan reputasi dan kepercayaan publik, serta harus membayar ganti rugi yang besar kepada pihak-pihak yang terdampak.
Kasus BP Deepwater Horizon (2010)
Pada tahun 2010, terjadi ledakan di platform pengeboran minyak Deepwater Horizon milik British Petroleum (BP) di Teluk Meksiko, yang menyebabkan tumpahan minyak terbesar dalam sejarah dunia. Tumpahan minyak ini berlangsung selama 87 hari dan mencemari lebih dari 1.000 mil pantai di lima negara bagian Amerika Serikat. Tumpahan minyak ini juga merenggut 11 nyawa pekerja platform pengeboran dan menyebabkan kerugian ekonomi dan lingkungan yang besar bagi masyarakat setempat. Kasus ini menjadi bencana PR bagi BP, perusahaan pemilik platform pengeboran tersebut. BP melakukan banyak kesalahan dalam menangani krisis ini. Perusahaan ini tidak sigap dan tidak efektif dalam menghentikan tumpahan minyak, tidak akurat dan tidak jujur dalam memberikan informasi kepada publik, tidak sensitif dan tidak peduli terhadap penderitaan korban dan masyarakat.