Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengumumkan program inovatif bernama “1 Keluarga Miskin (Gamis) 1 Sarjana”, yang bertujuan untuk memerangi kemiskinan melalui peningkatan akses pendidikan. Program ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada setiap keluarga miskin untuk memiliki setidaknya satu anggota keluarga yang menyelesaikan pendidikan tinggi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa program tersebut akan melakukan pendekatan secara langsung terhadap keluarga miskin untuk menentukan anggota keluarga yang akan didukung untuk menempuh pendidikan tinggi. “Dari setiap keluarga miskin, kita akan memilih salah satu anggota keluarga untuk dibiayai pendidikannya hingga mencapai tingkat sarjana,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Minggu (10/3/2024).
Pendataan keluarga miskin masih terus dilakukan oleh pemerintah kota, dan rencananya program ini akan diluncurkan pada bulan Mei 2024, bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). “Kami akan memulai pendataan sekarang, dan pelaksanaannya akan dimulai pada bulan Mei 2024. Hal ini sejalan dengan perayaan HJKS, di mana kami juga akan meresmikan asrama untuk anak-anak yang sedang menempuh pendidikan SMA dan perguruan tinggi,” tambahnya.
Peserta program ini akan mendapatkan pendidikan hingga tingkat sarjana dengan biaya yang ditanggung sepenuhnya oleh Pemkot Surabaya, serta fasilitas tempat tinggal di asrama yang disediakan oleh pemerintah kota. “Bagi yang masih berada di tingkat SMP, mereka akan tetap tinggal bersama orang tua. Namun, bagi yang berada di tingkat SMA dan perguruan tinggi, mereka akan tinggal di asrama pada hari-hari sekolah, dengan waktu pulang setiap Sabtu dan Minggu,” jelas Wali Kota Eri.
Pada tahap awal, tersedia 200 kuota bagi keluarga miskin Surabaya untuk mengikuti program ini. “Kami akan mempertimbangkan data kemiskinan untuk menentukan peserta, dengan memberikan prioritas kepada mereka yang berada dalam kondisi paling membutuhkan,” tegasnya.
Wali Kota Eri menekankan bahwa program ini bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan vokasi yang memiliki koneksi dengan dunia industri, sehingga lulusan dari program ini diharapkan dapat langsung terserap dalam dunia kerja. “Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi yang dapat menjamin kesempatan kerja bagi lulusannya, bukan hanya sekedar mencari pekerjaan. Tujuannya adalah agar lulusan langsung memiliki ikatan kerja,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat, menambahkan bahwa selain infrastruktur, pemkot juga fokus pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Bapak Wali Kota (Eri Cahyadi) ingin SDM menjadi prioritas utama dalam pembangunan,” ungkapnya.