Jakarta (prapanca.id) – Profesi wartawan memang tidak mengenal pensiun. Bagi sebagian wartawan, ia akan terus konsisten dengan profesinya sampai benar-benar tidak kuat lagi menulis karena usia tua atau meninggal dunia.
Namun bagi sebagian yang lain, profesi wartawan adalah batu loncatan yang ampuh untuk melompat ke jenjang profesi lain yang lebih menjanjikan kemakmuran dan kejayaan. Maka cukup banyak para politisi, pejabat maupun pengusaha sukses yang mengawali karir sebagai wartawan.
Hana Budiono adalah salah satunya. Pendiri AgrakomPR ini, salah satu perusahaan Public Relation terkemuka di Indonesia, mengawali karir sebagai wartawan. Dan mengawali studi Jurnalistik di Akademi Wartawan Surabaya (sekarang Stikosa-AWS). Setelah lulus dari SMA Negeri 5 Surabaya, Hana masuk di AWS pada tahun 1981 dan lulus sebagai Sarjana Muda pada tahun 1984.
Di masa kuliah, Hana adalah teman yang menyenangkan. Pembawaannya selalu riang dan ramah pada siapapun. Teman-teman semasa kuliah biasa memanggilnya “Mufli”, sebab nama aslinya adalah Muflihana Yuni Uswantonowati. Saat menikah dengan Budiono Darsono, rekan kerjanya sesama wartawan di harian Surabaya Post, Mufli menambahkan nama suaminya di belakang namanya. Di kelak kemudian, Budiono Darsono dikenal sebagai pendiri detik.com dan kini Presiden Komisaris kumparan.com.
Hana sangat taktis dalam menata karirnya untuk sampai ke puncak. Berawal dari koresponden Harian Suara Indonesia Malang untuk Surabaya pada tahun 1982, dua tahun kemudian Hana bergabung di Harian sore Surabaya Post (1984-1988). Untuk memperdalam ilmunya, ia mengambil sabatical (cuti tanpa gaji) selama setahun pada tahun 1986 untuk belajar jurnalistik di St Michael’s College di kota Winooski, Amerika Serikat atas beasiswa dari Rotary Foundation. Tahun 1988, ia memutuskan hijrah ke Jakarta dan bergabung di Majalah Femina Jakarta.
Selama 4 tahun sebagai Redaktur di majalah wanita tersebut, Hana melihat bahwa profesi Public Relation sangat prospektif. Tahun 1992, ia memutuskan alih profesi sebagai PR Consultant di perusahaan PR Indo-Ad in association with Ogilvy & Mather di Jakarta. Untuk memperdalam ilmunya, ia mengikuti berbagai kursus bidang Public Relations & Marketing Communications, baik di Jakarta maupun mancanegara. Antara lain di Singapura, Kuala Lumpur, HongKong, Shanghai & Sydney.
Setelah dirasa bekal imunya sudah cukup dan bosan “ikut orang”, pada awal tahun 1997 ia mendirikan PT Agrakom Para Relatika, perusahaan yang bergerak di bidang biro jasa Public Relations, Marketing Communications dan Social Media Handling. Dengan 30 orang Staff, Agrakom melaju sebagai perusahaan PR yang banyak menangani klien perusahaan raksasa, baik Nasional maupun Multi Nasional.
Tidak cukup sampai disitu. Tahun 2008 ia mendirikan PT Bening Komunika International, yang bertindak partner dari beberapa agency global yg tidak punya kantor di Jakarta. Disusul tahun 2014, ia mendirikan PT Omnisains Sigi Media, yang menyediakan layanan platform digital media monitoring & Analisa.
Pasangan Pengusaha dan Pelari
Dari pasangan reporter, kini Hana dan Budiono telah tumbuh sebagai pasangan pengusaha yang sukses. Hana sukses di bidang PR, sedangkan suaminya berjaya di bidang media. Bahkan, bukan cuma pasangan pengusaha, namun juga pasangan dalam hobi olahraga lari marathon. Hana ketularan hobi suaminya dalam mengikuti turnamen olahraga lari marathon, baik event lari di dalam negeri maupun di luar negeri.
Bedanya, jika Budiono memilih Half Marathon sejauh 25 Km, Hana memilih kategori 10 Km. Ia menceritakan, selama dua tahun cuma mendampingi suami sebagai pemandu sorak. Namun sejak event Surabaya Marathon 2018, ia tergerak untuk ikut sebagai peserta, walaupun di kelas berbeda.
“Tahun 2024 ini kami sudah mendaftar di Gold Coast Marathon di Sidney Australia dan beberapa event Run dalam negeri. Suami bahkan sudah terdaftar di Berlin Marathon pada bulan September mendatang. Alhamdulillah, walaupun usia suami sudah 64 tahun, tapi masih sangat sehat” ujar perempuan kelahiran Surabaya tahun 1962 ini.
Dari perkawinannya dengan Budiono, Hana dikaruniai dua orang anak. Keduanya sudah selesai mengikuti pendidikan Sarjana dan Master. Si sulung, Fajar Putra Suprabana, lulusan SBM-ITB dan Macquarie University Sydney. Kini berkarir sebagai Screenplay writer.
Sedangkan adiknya, Bening Putri Wardani, lulus dari UNSW dan Sydney University, sekarang memilih berkarir sebagai UX product designer. (sas)