Surabaya (prapanca.id) – Depot makan di pinggir Jalan Pandegiling itu selalu ramai pengunjung. Walaupun di seberang jalan berjajar deretan cafe dan resto, namun depot ini sudah mempunyai konsumen pelanggan sendiri. Di kalangan wartawan, depot ini juga cukup populer, karena pemiliknya juga mantan wartawan. Dialah H. Mushadi. Pemilik Depot Prasmanan Bu Mus yang terletak di Jl Pacarkeling 11 A Surabaya.
Cita-cita semula memang bekerja sebagai wartawan, mengikuti jejak Amang Mawardi, yang sudah mapan sebagai wartawan dan penulis banyak buku. Menyusul si kakak, Mushadi pun mendaftar sebagai mahasiswa Akademi Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) pada tahun 1976. Setelah lulus, ia bergabung sebagai wartawan di Harian Pos Kota perwakilan Jawa Timur, disambung ke Mingguan Surya. Jika dihitung, Mushadi menjalani profesi sebagai wartawan selama 10 tahun lebih.
Merasa tidak secanggih kakaknya dalam kemampuan menulis, Mushadi memilih jalur lain. Yakni bagian Iklan & Sirkulasi di media tempatnya bekerja, sambil menulis berita-berita ringan dan hiburan. Sedangkan istrinya, Hj Mistin binti Djumain, membantu ekonomi keluarga dengan melayani pesanan rantangan; yakni paket nasi, sayur dan lauk, dari rumah ke rumah.
“Almarhumah istri saya itu bakat alam. Sama sekali tidak punya latar belakang jago masak. Bisa memasak karena nekat dan kepepet oleh keadaan. Gaji saya sebagai wartawan relatif sangat kecil. Dua minggu sudah habis. Namun kami tidak menyerah dengan kondisi ekonomi yang sulit. Yang penting berusaha keras untuk meningkatkan penghasilan” kenang Mushadi.
Posisinya sebagai staf iklan & sirkulasi cukup menguntungkan dalam mengembangkan usahanya. Sambil menawarkan pemasangan iklan ke klien, sekali dayung ia juga menawarkan paket nasi bungkus untuk karyawan. Gayung bersambut, setelah beberapa tahun tidak kenal lelah mencari pelanggan, akhirnya ia mendapat job kontrak pesanan 350 nasi bungkus per hari untuk makan siang seluruh karyawan dan direksi Plaza Surabaya.
Usahanya makin berkembang. Mushadi juga merambah bisnis katering prasmanan untuk hajatan pengantin. Agar lebih fokus dalam mengembangkan usahanya, Mushadi pun memilih pensiun dari dunia kewartawanan. Walaupun demikian, ia masih aktif menghadiri acara pertemuan antar wartawan, khususnya wartawan senior seangkatannya. Hampir tiap hari ada saja teman-teman wartawan yang mampir untuk makan siang di depotnya.
Di usianya yang merangkak senja, alumni Akademi Wartawan Surabaya ini mulai berhitung untuk membuka usaha dengan tempat yang menetap dan tidak tergantung musim hajatan. Maka pada tahun 2012 ia mencoba peruntungan membuka Depot Prasmanan Bu Mus dengan aneka menu rumahan, mulai rawon, lodeh sampai kothokan ikan Pe. Lokasi semula di Jl Bronggalan Gang 2.
Namun karena tidak ada tempat parkir mobil, pada tahun 2016 ia memindahkan lokasi usahanya ke Jl. Pandegiling 11 A sampai sekarang. Ia juga masih melayani pesanan prasmanan hajatan pengantin dengan jumlah pesanan 500 sampai 2000 porsi.
Kini kakek 3 orang cucu dari tiga anaknya itu sendirian menjalankan usahanya, dibantu 8 orang karyawannya. Istri tercintanya sudah meninggal dunia sejak 2023 lalu. Walaupun cita-cita semula sebagai wartawan terpaksa kandas. Namun setidaknya Mushadi pernah merasakan suka duka dan dinamikanya menjadi wartawan. (sas)