Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dimulai sejak 2017 bertujuan untuk memperkuat kecakapan digital dasar masyarakat dalam mencegah penyebaran konten negatif, serta menciptakan ruang digital yang produktif. Sampai akhir tahun 2023, sebanyak 24.640.451 orang telah mengikuti peningkatan literasi digital melalui GNLD ini.
Demikian dikatakan Wamenkominfo, Nezar Patria, dalam Seminar Literasi Digital HUT ke-36 Dayah Jeumala Amal yang berlangsung daring, Minggu (07/01/2024). Melalui Program Literasi Digital, Kementerian Kominfo mendorong seluruh masyarakat untuk meningkatkan kecakapan pemanfaatan teknologi digital khususnya pada empat pilar literasi digital yang meliputi, digital skills, digital safety, digital culture, dan digital ethics.
Apa saja empat pilar literasi digital tersebut?
Digital skill
Kemampuan digital skill merujuk pada keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi digital dan beroperasi di lingkungan digital. Hal ini melibatkan pemahaman dan keahlian dalam menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, serta berinteraksi dengan berbagai platform dan aplikasi digital.
Beberapa contoh kemampuan digital skill:
- Memahami konsep dasar teknologi seperti komputer, internet, dan perangkat seluler.
- Mampu memahami, menganalisis, dan menginterpretasi data secara efektif.
- Kemampuan menggunakan berbagai jenis perangkat lunak seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, dan aplikasi produktivitas lainnya.
- Mampu menjelajahi internet dengan efisien, mencari informasi, dan memahami cara menggunakan berbagai layanan online.
- Mampu berkomunikasi melalui email, pesan instan, media sosial, dan platform komunikasi digital lainnya.
- Mengetahui praktik keamanan digital, termasuk proteksi kata sandi, kehati-hatian dalam berbagi informasi online, dan mengenali potensi ancaman keamanan.
- Pemahaman dasar tentang pemrograman komputer dapat menjadi nilai tambah, meskipun tidak selalu diperlukan untuk semua profesi.
- Kemampuan untuk bekerja dengan gambar, video, dan elemen desain lainnya.
- Kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasi, dan mengelola proyek secara digital.
- Mampu menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi efektif.
Kemampuan-kemampuan ini sangat penting dalam berbagai konteks pekerjaan dan kehidupan sehari-hari di era digital saat ini.
Digital safety
Digital safety atau keselamatan digital merujuk pada tindakan dan langkah-langkah yang diambil untuk melindungi informasi pribadi dan keamanan online seseorang dalam penggunaan teknologi digital. Hal ini mencakup upaya untuk mencegah kebocoran data, serangan siber, dan ancaman keamanan digital lainnya.
Beberapa contoh digital safety:
- Menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk akun online serta secara berkala menggantinya.
- Mengaktifkan opsi verifikasi dua faktor ketika memungkinkan, sehingga memerlukan bukti identitas tambahan selain kata sandi.
- Menjaga sistem operasi, perangkat lunak, dan aplikasi tetap diperbarui dengan versi terbaru untuk memperbaiki kerentanannya.
- Meningkatkan pemahaman tentang risiko keamanan digital dan memberikan edukasi tentang praktik cybersecurity yang baik.
- Memahami dan mengonfigurasi pengaturan privasi pada platform sosial media dan layanan online untuk mengontrol informasi pribadi yang dibagikan.
Digital culture
Digital culture merujuk pada cara individu dan masyarakat berinteraksi dengan teknologi digital, serta norma-norma, nilai-nilai, dan kebiasaan yang berkembang dalam lingkungan digital. Ini mencakup cara kita menggunakan, beradaptasi, dan merespons perkembangan teknologi digital.
Beberapa aspek dan contoh dari digital culture:
- Bagaimana individu berinteraksi, berbagi, dan berkomunikasi melalui platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
- Aktivitas online seperti bermain game, berpartisipasi dalam komunitas daring, atau berkontribusi dalam proyek-proyek kolaboratif di internet.
- Fenomena meme, humor internet, dan tren-tren budaya yang berkembang melalui platform online.
- Kebiasaan berbagi foto, video, artikel, atau konten lainnya melalui berbagai platform online.
- Peningkatan penggunaan teknologi digital dalam pendidikan dan pembelajaran, termasuk kursus daring, platform e-learning, dan sumber daya pendidikan online.
- Inovasi dan pengembangan teknologi baru yang memengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi, dan hidup sehari-hari.
- Perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke belanja online dan bertransaksi melalui platform e-commerce.
- Kesadaran tentang isu-isu privasi dan keamanan dalam penggunaan teknologi digital, serta upaya untuk melindungi diri dari risiko-risiko yang mungkin timbul.
- Konsumsi hiburan melalui layanan streaming seperti Netflix, Spotify, YouTube, dan platform lainnya.
- Perubahan dalam cara bekerja dengan adopsi konsep kerja jarak jauh, alat kolaborasi online, dan platform konferensi virtual.
Digital culture mencerminkan bagaimana teknologi digital telah meresapi berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan membentuk cara kita berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi di era digital ini.
Digital Ethics
Digital ethics, atau etika digital, merujuk pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur perilaku dan keputusan di dalam lingkungan digital. Ini melibatkan pertimbangan etis terkait dengan penggunaan teknologi digital, pengolahan data, privasi online, dan dampak sosial dari inovasi teknologi.
Beberapa konsep dan contoh digital ethics:
- Menghormati hak privasi individu dalam lingkungan digital, termasuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pribadi.
- Menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi informasi sensitif dan mencegah serangan siber.
- Memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang penggunaan data, algoritma, dan kebijakan dalam layanan digital.
- Menerapkan etika dalam komunikasi online, seperti menghormati orang lain, menghindari perilaku intimidasi, dan mematuhi norma-norma komunikasi yang baik.
- Memastikan bahwa teknologi dan akses ke dunia digital dapat dinikmati secara adil oleh berbagai kelompok masyarakat, tanpa diskriminasi.
- Mencegah adanya ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam akses dan pemanfaatan teknologi digital.
- Memastikan bahwa penggunaan teknologi mematuhi peraturan hukum dan standar etika yang berlaku.
- Menyadari dampak kesehatan mental yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi digital, seperti kecanduan media sosial, dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya.
- Memastikan algoritma dan kecerdasan buatan dijalankan secara adil dan tidak mendiskriminasi.
- Mengenali dan menerima tanggung jawab terkait dengan tindakan dan keputusan di lingkungan digital.
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk mempromosikan pemanfaatan teknologi digital yang etis, bertanggung jawab, dan berdampak positif bagi individu dan masyarakat secara luas. Etika digital menjadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dan penetrasi digital dalam berbagai aspek kehidupan. (sas)