Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayahnya. Langkah-langkah tersebut diimplementasikan guna meningkatkan kewaspadaan dan keamanan masyarakat di tengah ancaman cuaca ekstrem.
Agus Hebi Djuniantoro, Kepala BPBD Kota Surabaya, menyampaikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan berbagai strategi untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Meskipun potensi tersebut terjadi setiap tahun, pihaknya menekankan bahwa dengan persiapan yang baik, ancaman tersebut dapat diminimalkan.
“Kami mohon warga tidak perlu khawatir, karena ini memang terjadi setiap tahun. Kalau kita persiapkan dengan baik, maka akan menjadi hal yang tidak membahayakan,” ungkap Agus Hebi Djuniantoro, Senin (22/1).
Dalam upaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi, Pemkot Surabaya mengoptimalkan 18 Pos Pantau dan 7 Posko Terpadu yang tersebar di seluruh kota. Petugas gabungan dari berbagai dinas dan perangkat daerah, seperti Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, DPKP (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan), dan lainnya, akan berjaga selama 24 jam di Posko Terpadu tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), potensi bencana hidrometeorologi di Jawa Timur diperkirakan akan meningkat pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2024, dengan puncaknya terjadi pada bulan Februari 2024. Jenis bencana yang mungkin terjadi melibatkan aliran sungai yang kencang, angin puting beliung, pohon tumbang, dan cuaca ekstrem seperti hujan deras.
Agus Hebi Djuniantoro tetap mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak potensi bencana hidrometeorologi. Himbauan melibatkan larangan mandi di sungai, pengawasan anak-anak saat bermain di dekat aliran sungai, dan memastikan kendaraan layak jalan untuk pengendara motor dan mobil.
“Kalau kondisi ban sudah tipis jadi licin, berbahaya kalau digunakan saat hujan. Selain itu kami juga imbau warga agar tidak berteduh di bawah pohon saat hujan,” pesan Agus Hebi Djuniantoro.
Buyung Hidayat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya, menjelaskan lokasi 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau yang tersebar di Kota Surabaya. Posko Terpadu Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat, Dukuh Pakis, dan Kedung Cowek siap beroperasi, bersama dengan Pos Pantau yang tersebar di berbagai lokasi strategis.(mi)