Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan perlindungan kepada ibu dan anak dengan meluncurkan inisiatif baru yang bertujuan mencegah terjadinya kasus kekerasan dan bunuh diri. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah pendirian Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di setiap Balai RW.
Langkah ini diumumkan oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, setelah memimpin upacara Peringatan Hari Ibu ke-95 di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (22/12). Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pendekatan ini dilakukan melalui pendampingan, yang merupakan wujud dari semangat gotong-royong dan kebersamaan yang mendasari pembangunan Surabaya.
“Setiap Balai RW kini dilengkapi dengan Sekolah Orang Tua Hebat. Di sana, tersedia tenaga psikiater dan psikolog yang siap membantu membentuk keluarga dan memberikan pendampingan kepada ibu yang membutuhkan konsultasi dengan ahli psikologi di Kota Surabaya,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terjadi 11 peristiwa anak mengakhiri hidup, dengan 12 korban sepanjang 2023. Tujuh anak yang menjadi korban berada dalam rentang usia 15-17 tahun, dan salah satu peristiwa menelan dua korban. Labih lanjut KPAI menyebutkan, korban paling banyak perempuan, kemudian laki-laki sebanyak 25 persen. Sementara, 25 persen lainnya tidak disebutkan jenis kelaminnya.
Upaya lain yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah menyediakan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak (SIAP PPAK). Aplikasi ini memungkinkan ibu dan anak perempuan untuk melaporkan atau berkonsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi. Yang menarik, SIAP PPAK juga menyediakan akses langsung kepada psikolog-profesional yang dapat memberikan bimbingan dan solusi.
“Inisiatif ini menjadi upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan perlindungan kepada ibu dan anak. Kekuatan mereka adalah kunci untuk mengubah Surabaya menjadi kota yang lebih baik,” jelas Eri Cahyadi.
Sementara itu, Rini Indriyani, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, menekankan peran penting ibu dan ayah dalam membentuk keluarga yang harmonis dan bahagia. Ia menyatakan bahwa peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya sangat memengaruhi pembentukan karakter anak.
“Ketika ibu memiliki kekuatan psikologis dan pengetahuan yang cukup untuk mendidik anak-anaknya, ini dapat membantu mencegah berbagai masalah. Namun, penguatan keluarga bukan hanya tanggung jawab ibu, melainkan juga ayah,” ungkap Rini Indriyani.
Rini menekankan bahwa dukungan dan bimbingan dari suami memiliki pengaruh besar terhadap kesejahteraan ibu dan anak. “Ketika ibu mendapatkan dukungan dan arahan yang benar dari suami, anak-anaknya pun akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Maka, perlu adanya peran aktif dari kedua orang tua dalam membentuk keluarga yang sehat,” tandasnya.(mi)