Surabaya (prapanca.id) – Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyambut baik dan mendukung program penguatan peran media siber yang akan dilaksanakan oleh Pengurus Daerah (PD) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jatim di tahun 2024. Pertemuan ini berlangsung dalam audiensi PD JMSI Provinsi Jawa Timur di Kantor Diskominfo Jatim, Jl A Yani 242 Surabaya pada Rabu (10/1/2024).
Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, mengungkapkan banyak hal yang dibahas dalam pertemuan dengan JMSI Jatim. Salah satunya adalah sinergi dalam memerangi informasi hoaks melalui program klinik hoaks yang telah dibuat oleh Kominfo Jatim. Selain itu, dibahas juga penguatan media siber dengan peningkatan standar keamanan siber.
Sherlita menekankan bahwa aplikasi klinik hoaks milik Kominfo Jawa Timur sudah digunakan oleh berbagai instansi dan Pemerintah Kota di Jawa Timur maupun di Indonesia. “Silakan jika JMSI memanfaatkan klinik hoaks milik Kominfo Jatim, sudah banyak provinsi yang menggunakannya, terutama di tahun 2024 yang diprediksi akan banyak hoaks,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut, Diskominfo Jawa Timur juga memberikan apresiasi terhadap program standarisasi media siber dan penguatan keamanan siber. Sherlita menambahkan, “Ada potensi kolaborasi tentang standarisasi media siber, mungkin dapat difokuskan pada ranah keamanan siber guna penguatan media siber di Jatim.”
Sementara itu, Ketua JMSI Jatim, Syaiful Anam, menyampaikan bahwa tahun 2024 menjadi tahun politik yang menyambut kepemimpinan baru, baik di tingkat nasional maupun di Jawa Timur. “Sinergi dengan pemangku kebijakan pemerintah di bidang komunikasi dan informasi, yaitu Dinas Kominfo, diperlukan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Syaiful Anam, sinergi tersebut sesuai dengan fungsi pers yang memberikan penguatan informasi, edukasi, dan kontrol sosial. “Hal ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat kepada pers dan pemerintah,” paparnya.
Saat ini, dengan maraknya berita hoaks dan pertumbuhan media siber tanpa memperhatikan peraturan perusahaan dan etika jurnalistik, Syaiful Anam menekankan pentingnya pencegahan dan perlawanan terhadap berita hoaks. “Hoaks selalu muncul karena naluri manusia yang suka berbohong, dan media menjadi saluran untuk menyebarkannya. Oleh karena itu, perlu terus dicegah dan diperangi agar tidak merugikan masyarakat,” tutupnya. (sas)