Banyuwangi (prapanca.id) – Siti Atikoh Ganjar mengajak masyarakat untuk aktif datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024 yang akan dilaksanakan pada 14 Februari mendatang. Atikoh, istri calon Presiden RI Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya memilih pasangan calon yang memiliki amanah dan berfokus pada kesejahteraan rakyat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Atikoh saat bertemu dengan simpatisan dan relawan pendukung Ganjar-Mahfud di Pendopo Bumi Sroyo, Blambangan, Banyuwangi, pada Rabu (24/1/2024).
“Seluruh warga masyarakat memiliki hak pilih dan hak dipilih. Hak memilih itu penting bagi masyarakat,” ucap Atikoh.
Atikoh, yang merupakan sarjana Teknologi Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa hak pilih masyarakat memiliki dampak signifikan terhadap arah pembangunan Indonesia dalam lima tahun ke depan.
“Dengan memilih pemimpin yang amanah dan berjiwa nasionalis, kita akan mendukung perjuangan untuk kesejahteraan rakyat. Meskipun hanya satu suara, itu sangat penting,” tambahnya.
Atikoh juga menekankan agar warga tidak tergoda oleh upaya penyuapan berupa uang atau sembako. Ia mengingatkan bahwa hak pilih tidak boleh dijual dengan nilai yang tidak sebanding.
“Pada pemilu nanti, kita akan memilih pemimpin yang benar-benar dapat dipercaya dan bersedia memperjuangkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Pilihlah pemimpin yang tidak hanya memperjuangkan kepentingan pribadi,” sambungnya usai acara.
Atikoh mengajak masyarakat untuk tidak golput, karena menurutnya, setiap suara memiliki dampak besar bagi bangsa dan negara, serta memberikan kontribusi dalam pembangunan Indonesia.
“Partisipasi ini juga akan berkontribusi pada pembangunan Indonesia selama lima tahun ke depan. Mari manfaatkan hak pilih untuk memilih pemimpin yang baik, amanah, dan memiliki track record yang baik. Dengan begitu, kita bisa menentukan pemimpin yang paling sesuai dengan harapan kita,” tandasnya.
Setelah kunjungannya di Banyuwangi, Atikoh dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Bondowoso, di mana mereka dijadwalkan untuk bermalam di pondok pesantren di Kota Tape. (agu)