Manila (prapanca.id) – Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. di Istana Malacanang, Manila, Rabu (10/1). Kunjungan Presiden Jokowi ini bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Filipina.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa momentum 75 tahun ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama kedua negara. “Terima kasih atas sambutan hangatnya. Filipina merupakan negara pertama yang saya kunjungi tahun ini untuk rayakan 75 tahun hubungan diplomatik dan perkuat kerja sama kedua negara,” ujar Presiden Jokowi.
Beberapa hasil penting dari pertemuan bilateral antara kedua presiden, antara lain:
Pertama di bidang politik dan keamanan.
Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr. sepakat untuk memperkuat kerja sama perbatasan, termasuk melalui patroli bersama. Dalam hal ini, Presiden menyampaikan pentingnya mendorong percepatan revisi Border Patrol Agreement, Border Crossing Agreement untuk mengatasi dinamika tantangan dan perubahan struktur. Kemudian mendorong penyelesaian batas landas kontinen antar kedua negara serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk pengadaan alutsista.
Kedua,Bidang ekonomi.
Filipina adalah mitra penting ekonomi bagi Indonesia khususnya di perdagangan. Selama 5 tahun terakhir volume perdagangan kita terus meningkat bahkan naik lebih dari 16% pada tahun 2022. Jika dilihat dari angka perdagangan bilateral, jumlahnya sudah melampaui lebih dari 10 milyar USD dengan surplus berada di pihak Indonesia.
Di dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Presiden Marcos Jr. membahas isu perdagangan ini dan sepakat untuk terus saling membuka akses pasar baik untuk komoditas Filipina ke Indonesia maupun sebaliknya. Secara khusus, Presiden Jokowi mengharapkan dukungan Filipina untuk meninjau kembali special safeguard measures terhadap produk kopi Indonesia sehingga kebijakan tersebut dapat segera dicabut.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Filipina pada BUMN Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur penting di Filipina serta mendorong percepatan groundbreaking North-South Commuter Railway Project.
Sementara, isu ketiga yang dibahas oleh Presiden adalah terkait dengan isu-isu Kawasan. Diantaranya, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya penguatan kesatuan & sentralitas ASEAN yang bukan hanya sekedar jargon. Dia juga menegaskan ASEAN harus tetap berpegang pada prinsip hukum internasional dan menjadi positive force untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
Mewakili Presiden, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan hasil atau deliverable dari kunjungan dan pertemuan bilateral dengan Presiden Marcos Jr., yaitu tentang penandatanganan MOU di bidang energi antara pemerintah kedua negara. MOU ini akan mempromosikan pengaturan jangka panjang untuk komoditas energi antara pemasok Indonesia dan pengguna Filipina, serta mendorong diskusi sektor usaha.
Setelah pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan singkat dengan Kadin Indonesia dan Filipina dan juga dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik PT Mayora Indah Tbk dan kunjungan ke pabrik pengolahan rumput laut, W Hydrocolloids, di kawasan Industri Carmona. (mi)