Surabaya (prapanca.id) – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jawa Timur terus mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 6 November 2023, tingkat pengangguran Jawa Timur pada bulan Agustus 2023 mencapai 4,88 persen atau sekitar 1,17 juta jiwa.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,61 persen poin dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu Agustus 2022, yang mencapai 5,49 persen atau sebanyak 1,26 juta jiwa.
Tidak hanya lebih rendah dari TPT nasional yang sebesar 5,32 persen pada Agustus 2023, Jawa Timur juga mencatat penurunan yang signifikan secara year-on-year. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyambut baik capaian ini dan menganggapnya sebagai pertanda positif bagi perekonomian Jawa Timur.
“Alhamdulillah, penurunan TPT ini cukup signifikan. Tentunya ini berkat upaya kita bersama, salah satunya dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja sehingga angka TPT di Jatim terus menurun,” ujarnya pada Kamis (4/1/2023).
Menurut Gubernur Khofifah, penurunan TPT di Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa masih ada ruang untuk perbaikan, yang diharapkan dapat dilakukan dalam tahun 2024.
“Penurunan TPT ini akan selalu menjadi resolusi tahunan kami di pemerintahan. Target untuk 2024 ini tentu penurunan angka yang lebih signifikan lagi. Insya Allah bisa terwujud,” tambahnya.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa penurunan TPT di Jawa Timur telah melibatkan sejumlah upaya, termasuk gelaran job fair, peningkatan mutu pendidikan vokasi, pembekalan angkatan kerja melalui pelatihan berbasis kompetensi, dan peningkatan upah buruh. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur juga telah mengadakan berbagai pelatihan, termasuk pelatihan dan sertifikasi kompetensi calon PMI serta Millenial Job Center (MJC) bagi para freelancer.
Di akhir pernyataannya, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi atas sinergi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), stakeholder, dan kelompok masyarakat, serta menekankan bahwa capaian ini adalah hasil dari kerjasama semua pihak.
“Alhamdulillah sinergitas yang dilakukan semua dinas, stakeholder, perguruan tinggi, dan kelompok masyarakat membuahkan hasil. Selama ini kami bekerja untuk rakyat, penghargaan yang kami dapat itu bonus. Tapi tetap, saya ingin mengapresiasi kerja keras kita semua. Terima kasih atas perjuangan dan kerja kerasnya,” tutup Khofifah. (agu)