Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berjibaku menghambat laju inflasi, salah satunya menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok.
Hal itu dikarenakan mahalnya biaya transportasi pedagang yang berpengaruh pada tingginya harga kebutuhan pokok. Strategi upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya, memberikan subsidi terhadap pedagang pasar-pasar tradisional yang tergabung Warung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Surabaya ini bukan penghasil, tapi penampung. Jadi Kota Surabaya ini mengambil (bahan kebutuhan pokok) dari tempat lain. Insya Allah yang kita lakukan adalah subsidi yang terkait dengan transportasi,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Sabtu (2/12/2023).
Berbagai strategi telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya, sebelumnya mulai dari menggelar pasar murah, penanaman komoditi cabai serentak, hingga membuat Warung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Kata Wali Kota Eri, subsidi transportasi ini bukan hanya untuk menekan laju inflasi, akan tetapi juga untuk menyesuaikan harga bahan kebutuhan pokok dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Wali Kota Eri melihat, ketika Kota Surabaya mengambil bahan kebutuhan pokok dari daerah lain dan ternyata harganya tinggi, maka akan dijual kembali sesuai dengan harga tengkulak.
“Contoh, seumpama mengambil cabai dari Nganjuk harganya Rp 1000, maka menjualnya juga Rp 1000. Karena itu kita mensubsidi transportasinya, kita tidak bisa mensubsidi pupuk dan lain-lainnya, jadi itu yang dimaksimalkan,” ucapnya.
Cak Eri menjamin, adanya subsidi transportasi pedagang dan warung TPID tersebut maka harga bahan pokok tersebut bisa stabil sesuai fengan HET.
“Kita berikan poster dan spanduk besar harganya sama dengan HET. Jadi kalau ada toko lain yang menjual itu (beras, minyak, dan gula) bisa membeli di Warung TPID,” sebutnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Inflasi Kota/Kabupaten Month to Month (m-to-m) per November 2023, Kota Surabaya sebesar 0,26 persen. Sedangkan inflasi Year on Year (y-o-y) per November 2023 sebesar 3,31 persen.
Komoditas yang andil dalam inflasi m-to-m di Kota Surabaya pada bulan November 2023 diantaranya adalah, cabai rawit, angkutan udara, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, gula pasir, ikan mujair, apel, dan brokoli.
Sedangkan komoditas yang andil dalam deflasi m-to-m di Kota Surabaya pada November 2023 yakni bensin, daging ayam ras, melon, kacamata, tarif kendaraan roda 4 online, daging sapi, pembalut wanita, bawang putih, tomat, dan ayam hidup. (din)