Surabaya (prapanca.id) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak ratusan pelajar di Kota Surabaya untuk bijak menggunakan media sosial.
Hal ini disampaikannya dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Menatap Surabaya 5 Tahun Ke Depan” dan coaching clinic “Literasi Digital dan Stop Bullying” di Gedung Balai Budaya kompleks Balai Pemuda, Surabaya, Selasa (28/11/2023).
Eri, dalam kesempatan itu mengatakan, digitalisasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Namun, teknologi juga memiliki dampak negatif apabila tidak bisa digunakan atau dimanfaatkan secara bijak.
“Anak-anakku yang hadir hari ini, harus bisa membedakan, menggunakan dan memanfaatkan digitalisasi untuk kepentingan yang baik. Jangan sampai digitalisasi itu akhirnya menciptakan perpecahan di antara kita,” katanya.
Ia mencontohkan, digitalisasi dengan mudah membuat orang menjadi terkenal melalui platform media sosial (medsos). Di sana, masyarakat dengan mudah menemukan beragam konten. Tetapi, tidak semua konten yang diunggah itu adalah hal yang bersifat positif.
“Jadi anak-anakku semua, harus bisa memilah dan memilih, mana yang baik dan mana yang buruk,” ujar dia.
Wali Kota Eri menekankan bahwa dalam membangun Surabaya 5 tahun ke depan, maka hal yang utama adalah pendidikan harus dilandasi agama, aqidah dan akhlakul karimah. Baginya, Bangsa Indonesia dan khususnya Surabaya akan jauh lebih hebat apabila setiap manusianya didasari dengan agama.
“Jadi, Insyaallah dengan karakter yang bagus, dengan pemahaman yang dilandasi agama, maka 5 tahun ke depan anak-anak Surabaya akan mengerti digitalisasi, tapi bisa membedakan mana yang berguna dan bermanfaat, lalu mana yang negatif,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfil Hakim juga berpesan agar para pelajar dapat memilih dan memilah informasi yang beredar. Terlebih, di era media sosial, informasi dengan mudah didapatkan masyarakat.
“Ruang publik sudah sangat terkontaminasi, maka pilihlah sumber-sumber informasi dari media resmi, media mainstream. Sebab, media pers untuk mengkonstruksi sebuah informasi berita maupun gambar ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” kata Lutfil Hakim.
Pada kesempatan yang sama, Ketua SMSI Kota Surabaya, Iskandar Pribowo menerangkan, ada berbagai isu tantangan Surabaya dalam 5 tahun ke depan yang dibahas dalam FGD tersebut. Di antaranya adalah persoalan infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga transportasi.
“Surabaya harus mampu mengatasi berbagai tantangan tersebut agar bisa menjadi kota yang lebih baik di masa depan,” kata Iskandar Pribowo. (din)