Surabaya (prapanca.id) – DPD AELI (Asosiasi Esxperiential Learning Indonesia) Jatim bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Pariwisata pemerintahan daerah se- Jawa Timur dalam menyongsong 2024, siap merealisasi program-program reinventing tourism (menciptakan kembali pariwisata) kelanjutan dari slogan Menolak Tiarap Pariwisata.
Ini disampaikan Pungky Kusuma Public Relations (PR) DPD AELI Jatim, disela-sela acara pelantikan pengurus DPD AELI Jatim periode 2023-2026, di Hotel The Southern Jl. raya Jemursari Surabaya, Selasa (28/11/2023).
Slogan tersebut digaungkan sejak tahun 2021, tentang semangat dan slogan Menolak Tiarap Pariwisata, lantaran Pandemi COVID-19 hingga masa Endemi di tahun 2023.
“Slogan ini merupakan ide mas Menteri Sandi Uno (Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif-red), digulirkan sejak situasi awal Pandemi COVID. Lalu dari hasil kajian pariwisata mulai dari tingkat kementerian hingga dinas pariwisata di daerah, industri pariwisata kita, tetutama di Jatim, masih ada semangat untuk tidak terpuruk dan harus segera bangkit,” ungkap Pungky.
Oleh karenanya, ujar Pungky, menyongsong tahun 2024 mendatang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama terhadap para pelaku industri pariwisata, termasuk dengan pihak perguruan tinggi, untuk melakukan reinventing tourism, dengan menciptakan program -program ide kreatif dan menarik perhatian masyarakat dalam berpariwisata.
Diharapkan Stikosa-AWS nantinya, dapat terlibat berkolaborasi dalam ide kreatif program dalam penguatan komunikasi terhadap para pelaku industri pariwisata.
“Terhadap perguruan tinggi, AELI Jatim akan mengajak Stikosa-AWS untuk berkolaborasi dalam penguatan komunikasi pariwisatanya, dengan membuat program-program nyata untuk penguatan pelaku pariwisata di Jatim,” pintanya.
Semangat kolaborasi dengan slogan menolak tiarap pariwisata tersebut, dibenarkan oleh pihak Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Prov. Jatim.
Plt. Kadisbudpar Prov. Jatim Eddy Supriyanto melalui Bidang Pemasaran Sie Pendataan dan Analisa Pasar Wawan Setiawan mengatakan Disbudpar Prov. Jatim mengajak kepada para pihak, dilakukan reinventing dan terus menggeliatkan potensi pariwisata dan peningkatan wisatawan di Jatim.
“Petunjuk dari pimpinan, sebenarnya outlook pariwisata mulai nampak pada tahun 2022, dan saat Pandemi tidak hanya pada sektor pariwisata, semua sektor jatuh. Lalu tahun 2021 sektor pariwisata mulai perlahan bangkit,” ujar Wawan.
“Bahkan menyongsong pariwisata di tahun 2024 nanti, Disbudpar Jatim akan melakukan rebranding kata-kata apa yang sesuai nantinya. Kalau tahun ini kan dari pusat pakai kata Pesona Indonesia, kalau di Jatim dengan kata Pesona Jawa Timur,” imbuhnya.
Diketahui, pada sektor pariwisata di Jatim pada tahun 2022 lalu, sumber BPS (Badan Pusat Statistik) Jawa Timur mencatat tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim pada bulan Juli mengalami peningkatan 28,91 persen dibandingkan bulan Juni 2022.
Jumlah wisman ke Jatim tercatat sebanyak 6.087 kunjungan, sedangkan pada Juni 2022 tercatat sebanyak 4.722 kunjungan.
Secara komulatif, jumlah kunjungan wisman pada tahun sebelumnya, tumbuh 11.605 persen.
Sejak Januari – Juli 2022, jumlah kunjungan wisman pun telah mencapai 16.932 kunjungan naik dibandingkan dengan periode sama 2021 yang hanya 640 kunjungan.
Meski belum mencapai seperti tahun-tahun sebelum Pandemi Covid-19, tetapi di tahun 2021 dan 2022 sudah menunjukkan perbaikan dannpeningkatan kunjungan.
Pada Januari – Juli 2020 kunjungan wisman bisa mencapai 34.800, dan pada 2019 mampu mencapai 132.036 kunjungan.
Bahkan, Khofifah Indar Parawansa saat menjabat Gubernur Jatim, Ia pernah menyampaikan produk domestik regional bruto (PDRB) sektor pariwisata Jatim pada 2022 terus mengalami peningkatan secara signifikan.
Berdasar data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, pada triwulan (TW) I 2022 PDRB atas dasar harga berlaku sektor pariwisata adalah Rp 36.986,76 M. Pada TW II meningkat menjadi Rp 38.243,41 M, dan meningkat lagi pada TW III menjadi Rp 39,408,48 M.
Selain PDRB, peningkatan juga terjadi pada jumlah wisatawan yang datang ke Jatim. Hingga Oktober, telah terjadi peningkatan signifikan dari 2021. Tercatat 45.660 kunjungan wisatawan mancanegara dan 52.731.514 kunjungan wisatawan Nusantara.
Tren positif di sektor pariwisata Jatim tersebut juga terus didorong dengan potensi 1.316 daya tarik wisata yang ada. Angka tersebut terdiri atas 449 wisata alam.
Kemudian 354 wisata budaya, 513 wisata buatan, dan 596 desa wisata. Selain itu, terdapat pula 7.889 usaha industri pariwisata restoran bintang dan non bintang, 1.576 hotel dan 1.743 homestay yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.
Disbudpar Prov. Jatim bersama DPD AELI Jatim yang baru dilantik dan para pihak lainnya yang berkolaborasi, mengaku optimis pada tahun 2024 mendatang jumlah industri pariwisata dan jumlah wisatawan kenaikan angkanya terus menggeliat, dengan capaian akan jauh lebih baik lagi dari 2023 ini. (din)