Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) telah mengambil langkah antisipatif menyongsong musim hujan di penghujung tahun 2023. Salah satu langkahnya adalah menyiapkan Unit Reaksi Cepat (URC) untuk menangani potensi genangan yang mungkin terjadi.
Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menjelaskan bahwa Unit Reaksi Cepat (URC) disiapkan sebagai bagian dari upaya penanggulangan genangan saat curah hujan tinggi. Unit ini terdiri dari 1.480 personel Satgas DSDABM Surabaya.
“Dalam persiapan menghadapi musim hujan, kami telah menyiapkan Unit Reaksi Cepat. Unit ini akan segera menangani kendala yang mungkin muncul akibat hujan, seperti sumbatan saluran akibat sampah, kayu, dan sebagainya,” ujar Windo Gusman Prasetyo di Surabaya, Rabu (22/11/2023).
Windo menegaskan bahwa persiapan ini sudah dimulai sejak April 2023, melibatkan normalisasi drainase pada saluran primer, sekunder, dan tersier. “Normalisasi dilakukan dengan menggunakan alat berat dan tenaga Satgas. Sedimentasi saluran cukup signifikan, mengingat Surabaya berada di daerah dataran rendah. Oleh karena itu, normalisasi secara rutin perlu dilakukan,” tambahnya.
Pada tahun 2023 ini, DSDABM Surabaya telah melakukan normalisasi saluran menggunakan alat berat di sekitar 95 lokasi, sementara normalisasi saluran dengan melibatkan tenaga Satgas dilakukan di sekitar 225 lokasi.
“Pembangunan saluran juga dilakukan sebagai bagian dari antisipasi. Pada tahun ini, kita fokus pada wilayah utara timur Kota Surabaya, seperti di daerah Wonosari, Bulak Banteng, Sidotopo, Kedinding Lor, dan sekitarnya, yang sering mengalami genangan,” jelas Windo.
Windo menambahkan bahwa pembangunan saluran juga diarahkan ke wilayah Surabaya Barat, seperti di Manukan, Kecamatan Tandes, untuk mengatasi genangan di wilayah dengan topografi naik-turun. “Harapannya, dengan pembangunan ini, genangan di beberapa titik dapat berkurang setidaknya 50 persen,” tutupnya.
Selain normalisasi dan pembangunan saluran, DSDABM Surabaya juga mengoptimalkan 75 lokasi rumah pompa yang tersebar di Kota Surabaya, membantu percepatan aliran air ke laut atau sungai, terutama di daerah dengan topografi dataran rendah sekitar 80 persen. (din)