Surabaya (prapanca.id) – Perkembangan era digital telah mengubah paradigma media, termasuk dalam konsumsi konten televisi. Televisi tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dan hiburan, seiring masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses dan bahkan memproduksi konten melalui perangkat ponsel.
Sejauh mana relevansi transformasi ini, terutama di Indonesia, dibahas dalam podcast ‘Peran Televisi di Era Digital’ yang diadakan oleh RRI Palangkaraya di Hari Televisi Sedunia, 21 November 2023.
Podcast ini menghadirkan Ketua Stikosa AWS Dr. Jokhanan Kristiyono dan Kordinator Pengawasan Isi Siaran KPID Kalteng Eni Artini, sebagai narasumber yang dipandu oleh presenter Septina Trisnawati.
Eni menyampaikan bahwa kemajuan teknologi internet telah mengurangi minat masyarakat terhadap menonton televisi, dengan penurunan jumlah penonton sekitar 8 persen per tahun menurut data.
Jokhanan juga menyatakan bahwa tren menunjukkan penurunan minat dalam menonton televisi, dan pesawat televisi sering kali hanya dijadikan pajangan atau media untuk menampilkan konten pilihan seperti foto keluarga.
Terdapat pergeseran minat masyarakat menuju platform media digital seperti YouTube. Meskipun pemerintah Indonesia berusaha membenahi dunia penyiaran melalui digitalisasi, masih ada kendala seperti kurangnya pemahaman masyarakat terkait peralihan dari siaran televisi analog ke digital.
Menurut Jokhanan, kompleksitas masalah ini melibatkan faktor seperti kapasitas digital dan literasi digital masyarakat.
“Pemerintah memang hadir dan aktif dalam membenahi dunia penyiaran. Antara lain dengan pemberian STB secara cuma-Cuma kepada masyarakat yang tidak mampu secara finansial. Di Jawa Timur, sudah dibagikan ribuan STB secara gratis,” terangnya.
Namun, lanjut dia, masih banyak kendala yang dihadapi dalam mewujudkan digitalisasi penyiaran dan memperkuat peran dan fungsi televisi di era digital.
Antara lain, belum semua daerah di Indonesia bisa menangkap sinyal internet, kecakapan digital dan literasi digital juga belum merata dikuasai oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun televisi masih diminati oleh sebagian masyarakat, khususnya dengan migrasi ke siaran digital, tantangan utama adalah bagaimana televisi dapat tetap menarik di tengah maraknya konten di berbagai platform media sosial.
Data Nielsen per Juli 2023 menunjukkan bahwa jumlah penonton televisi di Indonesia mencapai 130 juta, dengan sekitar 124 juta di antaranya telah beralih ke siaran digital. Meskipun demikian, podcast ini menekankan bahwa kunci utama tetap pada konten berkualitas.
“Yang penting adalah konten programnya. Hendaknya lembaga penyiaran selalu menyajikan siaran yang bagus. Jika konten bagus, penonton akan menunggu, walaupun disela oleh penayangan iklan yang cukup lama,” kata Jokhanan.
Jokhanan mencontohkan Net TV yang mengintegrasikan konten programnya di saluran YouTube, menunjukkan bahwa internet dan televisi dapat saling melengkapi. Oleh karena itu, lembaga penyiaran perlu terus menyajikan konten yang menarik untuk mempertahankan minat pemirsa. (sas)