Surabaya (prapanca.id) – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyoroti keberhasilan provinsinya dalam menjadi produsen utama empat komoditas perkebunan pada tahun 2022. Melalui keterangan tertulis di Surabaya pada Kamis, Gubernur Khofifah menjelaskan keempat komoditas tersebut meliputi tebu, tembakau, kopi, dan kakao.
Pada tahun 2022, Jatim mempertahankan posisinya sebagai penghasil tebu terbesar di Indonesia. Produksi GKP (Gula Kristal Putih) mencapai 1,1 juta ton, atau 49,55 persen dari total produksi nasional sebanyak 2,4 juta ton.
Komoditas tembakau juga menjadi andalan Jatim dengan produksi mencapai 97,9 ribu ton pada tahun yang sama, menyumbang 43,42 persen dari total produksi nasional tembakau sebesar 225 ribu ton.
Khofifah juga menekankan bahwa Jatim menjadi salah satu produsen kopi terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 68.916 ton pada tahun 2022. Selain itu, kakao, bahan baku untuk cokelat, juga menjadi fokus, dengan Jatim menghasilkan sekitar 33.002 ton pada tahun yang sama.
“Capaian ini luar biasa mengingat tantangan lahan perkebunan yang terus menyusut dan dampak perubahan iklim. Namun, kami terus berupaya untuk memberdayakan sektor perkebunan di Jatim,” ujar Khofifah.
Selain empat komoditas utama tersebut, Gubernur Khofifah menyoroti prestasi lain Jatim. Pisang, sebagai komoditas tambahan, mencatat produksi tertinggi secara nasional pada tahun 2022, yakni 26.265.819 kuintal, memberikan kontribusi sebanyak 28,41 persen terhadap produksi pisang nasional.
Tidak hanya itu, produksi jagung di Jatim juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2022, produksi jagung mencapai 7.385 juta ton pipilan kering, mengukuhkan Jatim sebagai produsen jagung tertinggi di Indonesia.
Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya hilirisasi dalam sektor perkebunan Jatim untuk meningkatkan perekonomian secara inklusif dan memberikan nilai tambah kepada petani. “Dengan hilirisasi yang maksimal, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada para petani,” tuturnya. (sas)