Surabaya (prapanca.id) – Merayakan hari jadinya yang ke-59, Stikosa AWS menggelar Content Creator Workshop and Competition, Kamis (2/11/2023). Workshop ini menghadirkan kreator konten dan Youtuber Mochammad Rizki alias Mochtret dan Muhammad Arkansyah, dosen video dan fotografi.
“Memproduksi konten kreatif itu tidak susah. Asalkan kita benar-benar memahami tiga hal terpenting yang wajib dilakukan, yaitu apa kamu suka? Apa yang kamu bisa? Dan Apa yang kamu punya?,” ungkap Mochammad Rizki di depan ratusan peserta workshop yang diadakan di Ruang Multimedia, Kampus Stikosa AWS, Surabaya ini.
Alumnus Stikosa AWS ini kemudian menjelaskan, apa yang kamu suka berarti seorang kreator konten harus memahami apa yang benar-benar disukai. Dengan memahami hal ini, interval produksi kontennya bisa lebih pendek alias dapat terus berkelanjutan dan sebanyak-banyaknya.
“Jadi apa yang kamu sukai, misalnya suka tentang make up, mulailah fokus membuat konten tentang beauty make up. Bisa sih seseorang membuat konten dari yang tidak disukainya, tapi kesannya memaksakan diri, ingin meniru tapi akan susah memulainya, semata mengejar obsesi seperti kreator konten yang sudah sukses,” ungkapnya.
Setelah itu, lanjut Moch Rizki, kita jalankan apa yang kita bisa? Apa yang kita sukai akan jadi angan-angan jika kita tidak bisa menjalankan produksi kontennya. “Misalnya kita suka traveling, tapi kita tidak bisa menjalankan aktivitas traveling untuk dijadikan konten,” imbuhnya.
Sementara apa yang kamu punya, adalah gagasan membuat konten itu memang memerlukan modal. Besar atau kecil tentu relatif.
“Membuat konten memang butuh modal. Misalnya hal yang sederhana saja, kita butuh beli hape untuk memproduksi konten, mulai dari membuat bahan konten, mengedit dan mengkreasikan hingga mengunggah kontennya,” tambah Rizki.
Setelah memahami apa saja dari tiga hal tersebut, lalu berikutnya lakukan upload atau unggah produksi kontennya ke media sosial.
Lalu bagaimana cara memperoleh respon positif di platform medsos? Moch Rizki pun menjelaskan rahasia suksesnya selama ini sebagai kreator konten dan Youtuber. Yaitu formula strong hook.
Secara umum formula strong hook dia media sosial adalah teknik atau strategi yang digunakan untuk menarik perhatian pembaca atau penonton dan membuat mereka tertarik untuk membaca atau menonton konten lebih lanjut.
Formula ini bertujuan untuk menciptakan hook atau kait, yang dapat membuat konten lebih menonjol di antara banyak konten lainnya di media sosial.
“Dengan cara ini, Anda dapat lebih efektif menyampaikan pesan Anda dan meningkatkan interaksi pengguna,” tegas Rizki.
Rizki yang juga tercatat sebagai dosen Stikosa AWS ini kemudian mengingatkan, yang paling penting, jangan sampai lupa menyisipkan strong hook di tiga hingga lima detik pertama, di awal setiap konten yang kita buat dan kita unggah.
“Kalau pingin diperhatikan viewer dan selanjutnya konten kita diberi hadiah like dan subscribe untuk penasaran menunggu konten kamu berikutnya,” pungkas Rizki.
Menanggapi workshop ini, Ketua Stikosa AWS Dr. Jokhanan Kriatiyono,ST.,M.Med.Kom. mengatakan, ia senang melihat respons dari peserta.
“Harapan kami, semoga hasil dari workshop dan lomba ini sangat penting dan bermanfaat untuk memacu semangat terus membuat konten yang kreatif, sangat menarik dan inovatif dari para peserta,” kata Jokhanan,
Workshop dan kompetisi tersebut berisikan materi dan memperbanyak praktik on the spot di lingkungan kampus Stikosa AWS, memproduksi konten video durasi pendek, yang kemudian diunggah di akun resmi Instagram masing-masing delegasi peserta untuk dilombakan.
Dari kompetisi produksi konten tersebut, para juri dari Stikosa AWS yang memilih 4 pemenang, yaitu Juara Favorit, Juara 1,2 dan 3 yang diambil dari hasil Like terbanyak dari viewer di akun Instagram masing-masing kelompok pesertanya.
Terpilih sebagai Juara favorit produksi konten video diraih SMKN1 Jabon, Sidoarjo, dengan judul “Pentingnya Literasi Digital”.
Kata Fempi guru pendampingnya, pesan penting yang diangkat dari judul tersebut, lantaran melihat prihatin atas kebiasaan pelajar menangkap informasi dan berita atau isi konten yang mengandung hoaks, pesan video konten tersebut imbauan mengingatkan setiap konten sedapat mungkin dilakukan saring sebelum sharing.
Sedangkan peraih Juara 1 dari kompetisi konten video tersebut, diraih peserta dari SMK St. Louis Surabaya dengan judul tentang “Makna Pendidikan”. Ryu Tejosukmono, juru bicara kelompok ini mengatakan, bahwa pendidikan menunjukkan tidak harus selalu monoton pelajaran di kelas semata, namun pendidikan dapat dilakukan dengan berkolaborasi untuk memperoleh hasil maksimal yang terbaik. (din)