Surabaya (prapanca.id) – Glittering Generality adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan kata-kata atau frasa yang terdengar positif, tetapi sebenarnya samar atau tidak spesifik.
Kata-kata ini sering kali mengandung nilai-nilai atau konsep yang diinginkan oleh audiens, seperti kebebasan, keadilan, atau kemajuan. Berikut adalah contoh propaganda menggunakan teknik Glittering Generality.
Kampanye Politik
Misalnya slogan Membangun Masa Depan yang Cerah. Slogan ini terdengar sangat positif dan menjanjikan, tetapi tidak memberikan rincian konkret tentang bagaimana masa depan yang cerah itu akan dicapai atau apa arti sebenarnya dari cerah dalam konteks ini.
Iklan Produk
Misalnya Nikmati Kualitas Tanpa Kompromi. Kalimat ini membuat produk tampak sangat unggul tanpa memberikan informasi konkret tentang apa yang dimaksud dengan kualitas dan bagaimana produk tersebut mencapainya. Kata-kata ini dimaksudkan untuk menciptakan kesan positif, meskipun mereka tidak menjelaskan spesifikasinya.
Propaganda Pemerintah
Misalnya pernyataan Bersama, Kita Bisa Mencapai Kesejahteraan Nasional! Pernyataan ini menonjolkan konsep kesejahteraan nasional, yang merupakan tujuan yang diinginkan oleh banyak orang. Namun, istilah ini terlalu umum dan tidak memberikan rincian tentang langkah-langkah atau kebijakan spesifik yang akan diambil untuk mencapai kesejahteraan tersebut.
Gerakan Sosial
Misalnya slogan Keadilan untuk Semua. Ini adalah seruan yang kuat dan menginspirasi, tetapi tidak menjelaskan bagaimana keadilan akan ditegakkan atau apa bentuk keadilan yang dimaksud. Frasa ini sering digunakan untuk mengumpulkan dukungan tanpa memberikan arah yang jelas.
Teknik ini efektif dalam propaganda karena memanfaatkan emosi dan nilai-nilai yang universal tanpa memberikan ruang untuk kritik atau pertanyaan detail.
Audiens cenderung setuju dengan pesan yang disampaikan karena terdengar positif dan sesuai dengan harapan mereka, meskipun mungkin tidak ada substansi yang nyata di balik kata-kata tersebut. (agu)