Dalam dunia iklan, creative communications memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan kepada audiens. Namun, seni komunikasi kreatif ini harus dilakukan dengan hati-hati dan terukur agar tidak memunculkan tafsir keliru yang dapat merugikan merek.
Komunikasi kreatif jelas membutuhkan proses pembelajaran, salah satunya seperti yang disampaikan di bangku perkuliahan di Stikosa AWS, kampus komunikasi massa tertua di Indonesia Timur.
Beberapa contoh kesalahan besar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ternama menunjukkan betapa pentingnya memahami konteks budaya dan bahasa dalam komunikasi.
Salah satu kasus terkenal adalah kampanye iklan Pepsi dengan slogan Come alive with the Pepsi generation. Slogan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dengan makna yang sama sekali berbeda, yakni Pepsi membangkitkan leluhurmu dari alam kubur.
Kesalahan penerjemahan ini menyebabkan kebingungan dan cemoohan dari masyarakat China, menunjukkan betapa pentingnya untuk memeriksa terjemahan dan interpretasi budaya dengan cermat.
Contoh lain datang dari perusahaan pulpen Parker yang menggunakan slogan It won’t leak in your pocket and embarrass you.
Namun, dalam iklan versi Meksiko, slogan ini diterjemahkan menjadi tidak akan bocor di sakumu dan membuatmu hamil. Kesalahan ini terjadi karena kata embazar (yang berarti menghamili) disalahartikan sebagai embarrass (membuat malu). Kesalahan fatal ini menyebabkan Parker menjadi bahan tertawaan dan merusak citra merek mereka.
MITSUBISHI juga mengalami kesalahan dalam peluncuran mobil kecilnya. Mobil ini awalnya dinamai Colt dan para eksekutif memutuskan untuk memberikan nama Stallion untuk menonjolkan kekuatan.
Namun, karena kesulitan orang Jepang dalam menyebut huruf L, nama yang keluar justru Starion. Kesalahan ini tetap berlanjut karena sudah terlambat untuk dihentikan, menunjukkan betapa pentingnya uji coba dan pengecekan nama dalam berbagai bahasa sebelum peluncuran produk.
Dari kasus-kasus ini, kita dapat belajar bahwa kesalahan dalam komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, bahkan pada perusahaan besar. Kesalahan-kesalahan kecil seperti ini bisa memiliki dampak besar. Oleh karena itu, komunikasi yang tepat waktu, kepada orang yang tepat, dan dengan cara yang tepat sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan.
Ketika berkomunikasi dengan pelanggan, sering kali kita salah mengartikan keluhan mereka sebagai kritik yang tidak perlu, dan kita melayaninya dengan kurang antusias. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan berpaling. Komunikasi yang efektif adalah cara untuk menghubungkan dua pihak atau lebih dan membangun hubungan yang baik. Ini memerlukan seni dan teknik yang harus dipelajari sepanjang hidup.
Komunikasi yang baik tidak hanya melibatkan kemampuan berbicara, tetapi juga mendengarkan. Seseorang pernah berkata, Knowledge speaks, but wisdom listens. Dalam berkomunikasi, mendengarkan adalah bagian penting dari seni tersebut. Orang bijak lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, memahami kebutuhan dan perspektif orang lain sebelum memberikan tanggapan.
Kearifan Lokal dalam Creative Communications
Kearifan lokal memainkan peran penting dalam proses creative communications, terutama ketika sebuah merek ingin terhubung dengan audiens di berbagai wilayah dengan budaya dan bahasa yang berbeda. Kearifan lokal dapat membantu menghindari kesalahpahaman, meningkatkan relevansi pesan, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens. Berikut adalah beberapa cara untuk memposisikan kearifan lokal dalam proses creative communications
1. Penelitian Mendalam tentang Budaya Lokal
Memahami kearifan lokal dimulai dengan penelitian mendalam tentang budaya, kebiasaan, nilai-nilai, dan bahasa setempat. Misalnya, sebelum meluncurkan kampanye di negara baru, perusahaan harus menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk memahami konteks budaya yang unik di wilayah tersebut. Ini termasuk bekerja sama dengan ahli budaya lokal dan melakukan survei untuk mendapatkan wawasan yang akurat.
2. Penerjemahan yang Tepat dan Adaptasi Bahasa
Penerjemahan yang tepat dan adaptasi bahasa sangat penting untuk menghindari kesalahan seperti yang dialami oleh PEPSI dan Parker. Alih-alih menerjemahkan slogan atau pesan iklan secara literal, perusahaan harus memastikan bahwa terjemahan tersebut menangkap esensi dan makna asli dalam konteks budaya setempat. Ini mungkin melibatkan penyesuaian frase atau menggunakan idiom lokal yang lebih relevan dan mudah dipahami oleh audiens target.
3. Melibatkan Tim Lokal
Melibatkan tim lokal dalam proses creative communications adalah strategi yang efektif untuk memastikan bahwa kampanye iklan sesuai dengan kearifan lokal. Tim lokal dapat memberikan perspektif yang berharga tentang bagaimana pesan akan diterima oleh audiens, serta membantu mengidentifikasi potensi kesalahpahaman sebelum kampanye diluncurkan. Mereka juga dapat membantu mengembangkan konten yang lebih autentik dan relevan.
4. Menghormati Nilai dan Tradisi Lokal
Menghormati nilai dan tradisi lokal adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas. Kampanye iklan harus sensitif terhadap norma-norma sosial dan tidak boleh mengandung elemen yang bisa dianggap menyinggung atau merendahkan budaya setempat. Dengan menunjukkan rasa hormat dan apresiasi terhadap kearifan lokal, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih positif dengan audiens.
5. Menggunakan Cerita dan Simbol Lokal
Mengintegrasikan cerita dan simbol lokal dalam kampanye iklan dapat meningkatkan daya tarik dan relevansi pesan. Simbol-simbol budaya, cerita rakyat, atau tokoh-tokoh lokal yang dikenal luas dapat digunakan untuk membangun narasi yang lebih kuat dan menghubungkan merek dengan audiens secara emosional. Pendekatan ini juga dapat membantu membedakan merek di pasar yang kompetitif.
6. Uji Coba dan Feedback
Melakukan uji coba kampanye iklan di segmen audiens yang lebih kecil sebelum peluncuran resmi dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dan mendapatkan feedback yang berharga. Ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan kearifan lokal dan diterima dengan baik.
Contoh Implementasi Kearifan Lokal
Sebuah perusahaan makanan internasional yang ingin memasuki pasar Indonesia bisa memanfaatkan kearifan lokal dengan mengadaptasi kampanye iklan mereka. Alih-alih menggunakan slogan yang diterjemahkan langsung, mereka bisa menggunakan ungkapan atau simbol yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, seperti menggunakan cerita rakyat atau tokoh lokal dalam iklan mereka. Mereka juga bisa melibatkan selebriti lokal atau influencer yang memiliki koneksi kuat dengan audiens setempat untuk meningkatkan daya tarik dan kredibilitas kampanye mereka.
Dengan memposisikan kearifan lokal sebagai elemen sentral dalam proses creative communications, perusahaan dapat memastikan bahwa pesan mereka tidak hanya diterima tetapi juga dihargai oleh audiens target. Ini tidak hanya menghindarkan dari kesalahan yang memalukan tetapi juga membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan berkelanjutan dengan pelanggan di berbagai wilayah. (sas)