Surabaya (prapanca.id) – Penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dalam pembuatan karya jurnalistik melibatkan berbagai aplikasi dan teknik yang dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas dari proses jurnalistik. Hal ini juga muncul dalam berbagai mata kuliah di kampus Stikosa AWS, khususnya di kelas jurnalistik.
Meski AI tumbuh cepat, penggunaan teknologi ini mesti dilakukan dalam batas mungkin dan wajar. Bagaimana memahami konsep penggunaan artificial intelligence dalam pembuatan sebuah karya jurnalistik? Berikut adalah beberapa konsep utama yang perlu dipahami dalam penggunaan AI dalam jurnalistik.
Automated Journalism
Automated journalism, atau jurnalisme otomatis, mengacu pada penggunaan algoritma untuk menghasilkan berita tanpa campur tangan manusia. Algoritma ini dapat menulis artikel berdasarkan data yang tersedia. Contohnya adalah penggunaan AI untuk menulis laporan keuangan, skor olahraga, atau berita cuaca.
Natural Language Processing (NLP)
Natural Language Processing adalah cabang AI yang memungkinkan komputer memahami, menafsirkan, dan memanipulasi bahasa manusia. Dalam jurnalistik, NLP dapat digunakan untuk menganalisis teks dalam jumlah besar, memahami sentimen dalam artikel, mengkategorikan berita, dan mengidentifikasi topik utama.
Data-Driven Journalism
Data-driven journalism menggunakan alat AI untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam jumlah besar. Ini memungkinkan jurnalis menemukan pola, tren, dan wawasan yang mungkin terlewatkan oleh analisis manual. Contoh penggunaan termasuk investigasi berbasis data, visualisasi data, dan fact-checking otomatis.
Content Personalization
AI dapat digunakan untuk menyesuaikan konten berita bagi pengguna berdasarkan preferensi mereka. Dengan menganalisis data perilaku pembaca, AI dapat merekomendasikan artikel yang relevan dan menarik bagi setiap individu, meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pembaca.
Fact-Checking
AI dapat membantu dalam proses verifikasi fakta dengan memeriksa klaim terhadap database fakta yang ada, mengevaluasi keakuratan informasi, dan mendeteksi berita palsu. Alat fact-checking otomatis dapat memindai artikel berita dan memberikan peringatan jika ada informasi yang meragukan.
Content Generation
Selain menulis artikel, AI juga dapat digunakan untuk membuat konten multimedia seperti gambar, video, dan infografis. Misalnya, AI dapat membantu dalam mengedit video, membuat visualisasi data interaktif, atau bahkan menciptakan animasi untuk berita.
Sentiment Analysis
Sentiment analysis adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sentimen (positif, negatif, atau netral) dari teks. Dalam jurnalistik, ini bisa digunakan untuk mengukur reaksi publik terhadap berita tertentu atau untuk memahami opini publik tentang isu-isu tertentu.
Voice Recognition and Synthesis
Teknologi pengenalan suara dan sintesis suara memungkinkan pembuatan berita audio secara otomatis. Misalnya, AI dapat digunakan untuk membuat podcast berita dengan suara yang terdengar alami atau untuk mengubah teks berita menjadi format audio.
Ethical Considerations
Penggunaan AI dalam jurnalistik juga menimbulkan pertanyaan etis yang penting. Misalnya, bagaimana memastikan transparansi dalam penggunaan AI, bagaimana mencegah bias dalam algoritma, dan bagaimana menjaga privasi data pengguna.
Sebagai sebuah kampus komunikasi tertua di Indonesia Timur, Stikosa AWS atau Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi terus mendekatkan diri pada perkembangan zaman, termasuk penggunaan teknologi, termasuk AI, dalam kegiatan jurnalistik. (sas)